Indiana Jones and The Dial of Destiny Kembali ke Layar Kaca, Film Petualangan yang Memukau
- viva.co.id
VIVA Jabar – Film yang disutradarai oleh James Mangold yakni Indiana Jones and The Dial Destiny ini merupakan film kelima dari serial Indiana Jones setelah pertama kali dirilis pada 1981. Kini pecinta film petualangan arkeolog bisa kembali menyaksikan film ini setelah serial terakhirnya tayang pada tahun 2008.
Film ini kembali hadir tentunya dengan nuansa baru. Dibintangi oleh aktor yang sama yakni Harrison Ford sebagai pemeran utama, film produksi 20th Century Studios ini akan membawa penonton pada pengalaman berpetualang.
Sang bintang, Harrison Ford diketahui sudah berusia 80. Namun, ia masih energik memerankan karakter Indiana jones.
Selain Ford beberapa pemeran lainnya yakni, Phoebe Waller-Bridge (Helena Shaw), Antonio Banderas (Renaldo), Karen Allen (Marion), Mads Mikkelsen (Juergen Voller), Boyd Holbrook (Kalber), John Rhys-Davies (Sallah), Toby Jones (Basil Shaw) dan Thomas Kretschmann (Colonel Weber) juga ambil bagian di film yang sudah tayang di Indonesia bulan Juni kemarin.
Film ini dibuka dengan latar waktu tahun 1944 dimana saat itu masih berlangsung perang dunia ke II. Tak sendiri, dalam petualangan ini Indy ditemani oleh Basil Shaw yang diperankan oleh Toby Jones.
Keduanya mencoba merebut artefak kuno yang dibawa oleh tentara Nazi di dalam gerbong kereta. Aksi kejar-kejaran antara Indy, Basil dan tentara Nazi di atap kereta sangat memacu adrenalin penonton. Terlebih kondisi fisik Basil yang sudah tak lagi kuat berlari membuat Indy sedikit kesulitan saat berhadapan dengan Colonel Weber dan Juergen Voller.
Beruntung, dia bisa mengatasinya dan merebut artefak kuno yang dibuat oleh ahli matematika Archimedes.
Singkatnya, film bergeser ke latar tahun 1969 di mana Indy telah lanjut usia dan sudah tidak lagi berpetualang seperti dulu. Kini dia bekerja sebagai professor di universitas.
Setelah mengajar, Indy dihampiri oleh Helena Shaw, dia merupakan anak dari Basil Shaw, yang kemudian disebut oleh Indy sebagai anak baptisnya.
Helena yang memiliki ketertarikan di dunia arkeolog berusaha mendapatkan artefak kuno yang dulu direbut Indy dari tentara Nazi. Konon artefak kuno itu bisa mengantarkan seseorang menjelajah waktu.
Indy lantas mengantar Helena ke tempat penyimpanan artefak itu, tanpa diduga Helena malah mencurinya untuk dilelang dengan harga tinggi.
Saat berusaha mengejar Helena, di sinilah Indy bertemu dengan musuh lamanya yakni Juergen Voller, seorang iluwan Nazi yang kini bekerja untuk NASA.
Voller yang mengetahui artefak kuno itu jatuh ke tangan Helena lantas juga berupaya mengejar putri baptis Indy itu. Diketahui Voller sangat terobsesi untuk kembali ke masa lalu agar dapat mengubah sejarah.
Beberapa adegan yang memacu adrenalin terjadi setelah pertemuan itu. Seperti adegan kejar-kejaran di tengah-tengah sebuah parade hingga aksi ketika sebuah bajaj melaju kencang di sebuah gagng sempit.
Kemudian penonton akan melihat visual yang mengagumkan ketika Indy dan Helena menyelam untuk merebut artefak. Pemandangan bangkai kapal lengkap dengan awal kapal yang sudah tidak tulang belulang tersaji dengan visual yang memukau.
Satu lagi visualisasi yang bisa memukau penonton. Yakni saat Indy dan Helena ada di dalam gua menuju makan Archimedes. Detail gua serta tempat-tempat misterius juga ditampilkan dengan elegan.