Film 'Nona Manis Sayange' Kisahkan Adat dan Budaya Pulau NTT

Aktris Haico Van Der Veken bintangi film 'Nona Manis Sayange'
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar - Rumah Produksi PUTAAR Film akan segera merilis sebuah film drama komedi berjudul 'Nona Manis Sayange'. Film tersebut mengangkat kisah percintaan dengan latar belakang adat dan budaya di Pulau Nusa Tengara Timur (NTT), khususnya Labuan Bajo. 

Selain mengangkat adat budaya, film 'Nona Manis Sayange' juga akan menghadirkan pemandangan indah dari pulau Labuan Bajo. 

Film garapan sutradara Hestu Saputra itu mendapuk aktris ternama Haico Van Der Veken sebagai pemeran utama. Sebelumnya, Haico terkenal sebagai pemain sinetron.

Film 'Nona Manis Sayange' akan tayang akhir tahun 2023 ini. Selain dibintangi Haico Van Der Veken, Film ini juga dimainkan oleh Pangeran Lantang, Bhisma Mulia, Mathias Muchus, Chanceline, Luz Victoria, dan yang lainnya.

Pada saat konferensi pers, Haico bercerita mengenai peran yang ia mainkan. Selain naskahnya menarik, Haico juga tertarik dengan film ini karena mengangkat adat, budaya, dan keindahan Labuan Bajo 

"Aku jadi suka dia punya prinsip kuat, anaknya kekeuh dan berpendidikan. Kenapa aku mau di sini karena dia bawa budaya Labuan Bajo," kata Haico Van Der Veken di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis, 27 Juli 2023.

Karena film 'Nona Manis Sayange' mengangkat budaya dan adat Labuan Bajo, NTT, maka Haico harus berdialog menggunakan bahasa dan logat NTT.

Menurut Haico, hal itu menjadi tantangan tersendiri sekaligus jadi ilmu baru dimana ia harus belajar bahasa NTT. 

"Ini tantangan buat aku jadi orang Bajo sementara aku gak ada pengalaman sama sekali, aku juga baru belajar logat NTT ya itu menarik," kata Haico. 

Belajar bahasa dan logat NTT, Haico mengaku sempat kesusahan sampai akhirnya terbiasa. Ia juga melakukan obersvasi dan memperhatikan cara masyarakat setempat berkomunikasi. 

"Menurut aku lumayan susah, kita juga waktu belajarnya, sebenarnya kita diajarin itu beberapa hari sebelum syuting tapi kita juga membiasakan dengan cara kita pakai dialek itu tiap hari, kita juga observasi," kata Haico. 

"Kan di situ kita lihat orang-orang yang tinggal di sana, orang-orang Bajo. Cara mereka ngomong, 'oh kalau kata ini mereka cara bilangnya ini', kita belajar dari situ juga. Awal-awalnya susah (logatnya) tapi lama kelamaan kita terbiasa," tambahnya. 

Sebagai informasi, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima VIVA, film 'Nona Manis Sayange' mengedepankan cerita tentang uang mahar (belis), yang sampai saat ini terus berjalan.

Eksekutif Produser Putaar Film, DR Ngadiman mengungkapkan, dirinya merasa terpanggil untuk mengenalkan adat dan budaya Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur dan mempromosikan pariwisata daerah tersebut ke masyarakat luas melalui film ini. 

"Latar belakang kami membuat film ini adalah untuk memperkenalkan adat dan budaya NTT khususnya Labuan Bajo yang mana keindahannya sangat mempesona dan lagi menjadi perhatian banyak turis baik dari dalam maupun luar negeri,” ujar DR. Ngadiman. 

“Adat dan budayanya belum maksimal diketahui banyak orang. Sehingga kami memandang perlu untuk memperkenalkan kepada semua pihak termasuk membantu promosi pariwisata Indonesia kepada orang banyak,” pungkasnya