Para Afiliator Sesalkan Fitur E-Commerce TikTok yang Diperdebatkan

Ilustrasi Aplikasi Sosmed, TikTok
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar - Platform TikTok merambah layanan. Perusahaan berbasis daring asal China ini tak hanya sebatas untuk penggunaan video pendek semata, melainkan juga sebagai sarana pemasaran produk E-Commerce.

Setiap akun pengguna dipastikan terikat program afiliasi. Mereka dapat menggunakan layanan tersebut bila berkeinginan. 

Diibaratkan, reseller yang dapat menambah keuntungan dan sumber penghasilan dengan modal seminim mungkin. Para afiliator dapat mempromosikan produknya di Platform buatan China itu.

Sama seperti layanan E-Commerce lain, misalnya Tokopedia, E-Walet Bank Mandiri (Livin), Gojek dan sebagainya, TikTok pun punya fitur 'keranjang pembelanjaan'.

Di Platform TikTok, konten tersebut akan disediakan keranjang kuning sebagai petunjuk untuk konsumen yang akan membeli produk tertentu, untuk kemudian diarahkan langsung ke TikTok Shop. 

Di platform ini, promosi dan jualan bisa berlangsung dalam satu platform. Pembeli juga dimudahkan, bisa dengan melihatnya dari keranjang kuning dan langsung terhubung ke TikTok Shop. 

Ilustrasi Aplikasi Sosmed, TikTok

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Penjual juga bisa memantau aktivitas para afiliator dalam mempromosikan produk pedagang, misalnya dengan melihat kolom komentar yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas produk.

Hal ini, menurut sejumlah afiliator, tidak bisa ditemukan di tempat lain. Salah satunya Wenny Wijaya, yang mengaku bisa menambah penghasilan. 

Selain peningkatan dari sisi ekonomi, Wenny Wijaya mengaku juga bertemu dengan rekan sesama dari berbagai latar belakang untuk meningkatkan kemampuan menjadi content creator atau pembuat konten.

"Sejak bulan Agustus tahun lalu saya coba joint iseng-iseng jadi afiliator di TikTok Shop dan ternyata menghasilkan," ujar dia, dalam sebuah wawancara, Jumat (15/9/2023), lalu.

Ilustrasi Aplikasi Sosmed, TikTok

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Menurutnya, program ini bisa membantu ibu rumah tangga dalam mendapat penghasilan tambahan. Afiliasi bahkan bermanfaat untuk menyambung hidup dari masyarakat yang tengah menghadapi kesulitan ekonomi, misalnya pemutusan hubungan kerja atau PHK. 

Tapi, kini mereka tengah khawatir di tengah isu social commerce (s-commerce) yang mendapat larangan. 

S-commerce ditafsirkan sebagai media sosial dan e-commerce yang dijadikan dalam satu wadah.

Pemilik Kiminori Kids, Andre Oktavianus, mengaku mendapat banyak pertanyaan soal isu pelarangan tersebut. 

"Khawatir para afiliator karena anak masih pada kecil sedangkan penghasilan dari TikTok lumayan membantu. (Social commerce) dibuat jualan karena banyak faktor yang tidak ada di tempat lain. Jadi, efek paling besar dari larangan ini adalah ke masyarakat," klaim Andre.