5 Balasan Terbaik Berbakti pada Orang Tua, Mudah di Dunia Sejahtera di Akhirat
- Berbagai Sumber
VIVA Jabar – Kedua orang tua merupakan wakil Tuhan di dunia. Berbakti kepadanya merupakan hal wajib dan diatur oleh agama Islam. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk berbakti kepada orang tua baik keduanya masih ada di dunia maupun sudah tiada.
Secara garis besar, berbakti kepada orang tua yang masih hidup di dunia bisa dilakukan dengan cara berbuat baik, menyayangi dan mentaati perintahnya selama perintahnya tidak mengarah pada kesyirikan.
Namun, sekalipun keduanya memerintahkan pada kesyirikan, seorang anak dianjurkan untuk tetap berbuat baik dengan cara menolak perintah buruk tersebut dengan santun dan tidak melukai perasaannya. Hal itu karena saking besarnya pengorbanan orang tua terhadap anaknya.
Sementara, berbakti kepada orang tua yang sudah wafat bisa dilakukan dengan cara mendoakannya, melanjutkan kebaikan-kebaikannya, memberi shadaqah atas nama keduanya, dan menyambung silaturahmi kepada sanak famili, teman dan kerabatnya.
Ternyata, berbakti kepada orang tua memiliki keistimewaan yang luar biasa serta mendapat balasan langsung dari Allah SWT. Berikut 5 balasan terbaik berbakti kepada orang tua menurut ajaran Islam:
1. Sebagai Jalan Menuju Surga
Berbakti kepada orang tua ternyata dapat menjadi wasilah atau jalan mendapatkan keridhoan Allah SWT. Bahkan, berbakti kepada orang tua bisa menjadi jalan menuju syurga. Sebagaimana disinggung oleh Rasulullah SAW sebagai berikut:
ﺍﻟْﻮَﺍﻟِﺪُ ﺃَﻭْﺳَﻂُ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻓَﺈِﻥْ ﺷِﺌْﺖَ ﻓَﺄَﺿِﻊْ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﺒَﺎﺏَ ﺃَﻭِ ﺍﺣْﻔَﻈْﻪُ
Artinya: “Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Ahmad, hasan).
2. Mendapat Pahala Berjihad di Jalan Allah
Berbakti kepada orang tua juga bernilai pahala yang besar. Pahala itulah yang dapat mengangkat derajat seseorang di akhirat kelak. Bahkan, dalam suatu riwayat Rasulullah bersabda bahwa anak yang berbakti kepada orang tuanya akan mendapat pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah SWT.
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَأْذِنُهُ فِى الْجِهَادِ فَقَال، أَحَىٌّ وَالِدَاكَ، قَالَ نَعَمْ. قَالَ، فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ.
Artinya: "Ada seseorang yang mendatangi Nabi SAW, dia ingin meminta izin untuk berjihad. Nabi SAW lantas bertanya, 'Apakah kedua orang tuamu masih hidup?' Ia jawab, 'Iya masih.' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda, 'Berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya.'" (HR Muslim).
3. Dimudahkan Rejekinya
Tak hanya mendapat balasan di akhirat, berbakti kepada kedua orang tua ternyata juga bisa mendapat balasan di dunia, yaitu dipanjangkan umurnya dan dimudahkan rejekinya. Hal tersebut disabdakan oleh Rasulullah SAW.
“Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, maka hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim” (HR. Ahmad).
4. Dianggap Bertaubat dari Dosa Besar
Berbakti kepada kedua orang tua juga bisa menjadi sarana untuk bertaubat dari perbuatan buruk atau dosa. Ini tentu juga menentukan nasib seorang anak di akhirat kelak. Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu ia berkata:
“Seorang laki-laki datang menghadap Nabi lalu berkata, “Sesungguhnya aku telah melakukan satu dosa yang sangat besar. Apakah aku bisa bertaubat?” Beliau balik bertanya, “Apakah engkau masih memiliki ibu?” ia menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya lagi, “Apakah engkau masih memiliki bibi (saudari ibu)?”ia menjawab, “Ya.” Maka beliau bersabda, “Maka berbaktilah kepadanya.” (HR. Tirmidzi).
5. Keturunannya Dijadikan Anak Berbakti
Anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya juga akan mendapatkan balasan berupa anak yang juga berbakti kepada dirinya. Singkatnya, apabila kita berbakti kepada orang tua kita, maka anak-anak kita akan juga berbakti kepada kita. Dalam satu riwayat disebutkan:
“Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, Rasulullah bersabda, Berbaktilah kalian kepada ayah-ayah kalian, niscaya anak-anak kalian akan berbakti kepada kalian. Peliharalah kesucian diri kalian dari mengganggu istri orang, niscaya istri-istri kalian akan menjaga dan memlihara kesucian diri mereka.” (al mustadrak Lil Hakim No. 7259).