Program Literasi Digital Segmen Pendidikan Jabar 2024
- Istimewa
VIVA Jabar – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi dalam melaksanakan kegiatan Nonton Bareng (Nobar) Literasi Digital Sektor Pendidikan untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam proses belajar mengajar.
Kegiatan yang mengusung tema 'Teknologi untuk Mendukung Proses Belajar Mengajar' dilaksanakan pada Senin, 4 Maret 2024 secara hybrid dengan jumlah peserta sebanyak 500 orang di Gedung Guru Tambun Selatan, dan lebih dari 20.000 peserta online yang terdiri dari pelajar SD-SMP di seluruh Kabupaten Bekasi.
Acara ini diadakan dalam rangka meningkatkan Literasi Digital dengan target 50 Juta Masyarakat Indonesia terliterasi pada tahun 2024.
Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., M.M. Ia mengatakan bahwa Tahun 2024, perwujudan Indonesia digital nation tetap menjadi prioritas utama guna mewujudkan Indonesia makin digital makin maju.
“Mengingat perkembangan teknologi telah mengubah cara kita bekerja, cara kita berusaha dan cara kita menjalani kehidupan kita sehari-hari. Pembangunan insfrastruktur digital terus kami laksanakan, namun insfarastruktur saja tidak cukup. Transformasi digital juga perlu didorong oleh aspek manusianya, karena manusia adalah jantung dari proses transformasi digital. Maka dari itu penting untuk menyiapkan talenta digital Indonesia, agar mampu menghadapi dan memanfaatkan teknologi serta menanggulangi segala resiko yang muncul bersamanya," ungkapnya dalam rilis yang diterima pada Selasa, 5 Maret 2024.
Kegiatan ini dibuka oleh pembicara pertama yakni Kepala Dinas Pendidkan Kabupaten Bekasi Imam Faturochman, S.T.,M.Si, ia mengatakan bahwa program literasi digital memiliki banyak tujuan salah satunya adalah untuk mendorong guru dan siswa di seluruh kabupaten Bekasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi bagi kegiatan belajar mengajar.
“Teknologi bertujuan untuk mempermudah, jangan sampai kehadirannya justru membawa dampak negatif. Sebagai seorang pendidik, Guru harus berupaya membersamai anak-anak siswa/i untuk memanfaatkan teknologi dan memperhatikan lebih dalam terhadap apa yang tidak boleh dilakukan di dunia digital,” jelasnya.
Empat pilar dalam literasi digital juga dibahas tuntas dalam kegiatan ini, diantaranya adalah digital skill, digital culture, digital safety dan digital ethic. Ada tiga pembicara yang memaparkan materi literasi digital, diantaranya adalah Virna Lim selaku Ketua Umum Sobat Cyber Indonesia.
Ia menyebutkan bahwa 221 juta penduduk Indonesia terkoneksi dengan internet, dan lebih dari 90% nya adalah para millenial, oleh karena itu masa depan bangsa Indonesia terhadap modernisasi pendidikan ada ditangan para pemuda.
“Kehadiran teknologi internet turut membuat implementasi sistem pendidikan menjadi lebih mudah dan praktis, ini terlihat dari berkembangnya metode cyber teaching alias pembelajaran secara virtual yang banyak memanfaatkan internet,” ungkapnya.
Selain itu, digital safety dalam kegiatan ini disinggung juga oleh Aribowo Sasmito selaku Co-Founder dan Fast Check specialist MAFINDO, ia mengatakan bahwa muncul fenomena baru yakni “lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan smartphone” fenomena itu membuktikan bahwa kehadiran smartphone sangat penting bagi masyarakat.
Akan tetapi masih sedikit sekali pengguna smartphone yang aware terhadap keamanan digital. “Kita tau bahwa kejahatan digital yang banyak viral terjadi karena kebobolan data, oleh karena itu privasi digital perlu digaungkan untuk menjaga keamanan diri dalam menghadapi digitalisasi”. Ungkapnya.
Aribowo juga mengatakan bahwa sebuah “kata sandi” harus dibuat dengan keamanan ketat, menggantinya secara berkala dan tidak untuk disebarkan kepada banyak orang.
Fitur-fitur baru seperti pengenalan wajah dan sidik jari juga bisa digunakan untuk memberikan keamanan ekstra. “Selain itu hindari satu kata kunci untuk semua agar jika satu terbobol, sosial media lainnya tidak ikut terbobol juga” lanjutnya.
Kegiatan ini ditutup dengan penampilan seni tari tradisional oleh siswa berprestasi yang dipilih oleh Pemerintah Daerah untuk tampil secara offline di Gedung Guru Kabupaten Bekasi. Dan diharapkan bahwa melalui kegiatan ini, pelajar semakin memiliki banyak pengetahuan tentang literasi digital.