Benarkah Anak yang Diimunisasi Lengkap Jauh Lebih Pintar? Begini Kata Pakar
- parenting.firstcry
VIVA Jabar – Imunisasi adalah proses pembentukan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Proses ini dilakukan melalui pemberian vaksin, baik berupa suntikan ataupun minum. Sebetulnya, imunisasi bisa diberikan di segala usia. Namun, terdapat sejumlah imunisasi dasar yang perlu diberikan sejak bayi baru lahir.
Tujuan imunisasi dasar adalah mencegah terjadinya penyakit, kecacatan, atau kematian. Dengan begitu, anak tidak rentan terkena berbagai penyakit selama pertumbuhannya.
Imunisasi juga menjadi salah satu upaya untuk membentuk herd immunity (kekebalan kelompok). Herd immunity penting untuk dicapai guna mencegah penyebaran penyakit berbahaya pada orang yang tidak bisa mendapatkan imunisasi, misalnya karena kondisi kesehatan tertentu. Jadi, semakin banyak orang yang mendapatkan vaksin, maka semakin sedikit orang yang terinfeksi penyakit.
Tidak hanya itu, seorang anak yang mendapat imunisasi lengkap juga disebut membuat anak lebih pintar dibandingkan dengan anak yang tidak mendapat imunisasi lengkap. Hal ini diungkap oleh Ketua Panitia Childhood Immunization Update 2023 & Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. DR Dr Hartono Gunardi, SpA(K).
"Anak yang lengkap imunisasinya kepandaiannya lebih dibanding yang tidak lengkap. Skor kecerdasan tinggi. Penelitian di Filipina menunjukkan anak yang mendapatkan imunisasi lengkap angka kecerdasannya lebih tinggi," kata Prof.DR. Dr Hartono dalam acara Peluncuran dan Paparan Rekomendasi Imunisasi Anak 2023 di kawasan Sudirman Jakarta Pusat, Senin 29 Mei 2023.
Lantas, bagaimana korelasi imunisasi lengkap dengan kecerdasan otak anak yang tinggi? Dijelaskan Prof DR. Dr Hartono, hal itu karena, dengan tubuh sehat anak bisa belajar dan bereksplorasi terhadap sekitar.
"Dengan tubuh sehat anak punya kesempatan untuk bermain mendapat stimulasi. Bayangkan, anak polio jadi terganggu tidak bisa ke mana-mana," kata dia.
Lebih lanjut, dijelaskan Prof Hartono, jika anak sakit misalnya campak, penyakit ini bisa menyebabkan adanya komplikasi penyakit seperti radang paru-paru, radang otak hingga diare yang berkelanjutan. Jika diare berkelanjutan bisa menyebabkan berat badan anak berkurang yang berujung pada kecerdasaan anak.
"Diare berkelanjutan kan jadi kurus, jadi gizi kurang, gizi kurang tentu kecerdasaan akan menurun radang otak kejang ada gejala sisa. Kalau radang otak menimbulkan gejala sisa kalau kejang karena demam umumnya tidak ada gejala sisa, kalau campak kemudian kena radang otak itu mengganggu tingkat perkembangan anak. Di samping anak sakit tidak bisa belajar," jelas dia.