Kejatuhan Cicak Pertanda Akan Kena Sial dan Musibah? Begni Kata Buya Yahya
Jabar – Salah satu keyakinan yang sering berkembang di masyarakat Indonesia adalah soal kejatuhan cicak yang diyakini sebagai sebuah pertanda sial.
Entah akan ada musibah atau sial seperti apa yang datang setelah kejatuhan cicak, yang jelas tidak sedikit orang yang percaya hal tersebut.
Lantas bagaimana Islam memandang fenomena kejatuhan cicak, benarkah itu memang pertanda musibah akan datang?
Penting bagi umat Islam memahami persoalan kejatuhan cicak ini karena bisa menyangkut pada urusan keimanan.
Melansir kanal YouTube Buya Yahya, berikut penjelasan tentang kejatuhan cicak apakah pertanda sial.
Musibah bagi manusia adalah mutlak urusan yang Allah tentukan.
Sehingga manusia tidak akan bisa menghindari musibah jika memang sudah Allah tentukan akan terjadi.
Lantas sering kali berkembang pandangan-pandangan yang membahas soal pertanda musibah, termasuk salah satunya kejatuhan cicak.
Buya Yahya secara sederhana namun tegas menjawab persoalan mitos kejatuhan cicak yang sering dikaitkan dengan pertanda musibah akan datang.
"Yang musibah tuh kejatuhan kelapa, kejatuhan besi," tegas Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, tidak sepantasnya umat Islam meyakini mitos-mitos seperti itu.
"Jangan punya keyakinan-keyakinan yang aneh-aneh," ujar Buya Yahya.
"Ya memang jatuh ke kepala wong cicaknya di atas kepala anda kok, biasa saja lah," lanjutnya.
Kejatuhan cicak menurut Buya Yahya sebaiknya disikapi biasa saja, bukan malah berkembang menjadi prasangka-prasangka buruk akan terjadinya musibah.
"Memang ada sebagian orang yang prasangka buruk," kata Buya Yahya.
"Sudahlah, maksud kami jangan punya keyakinan yang aneh-aneh, enggak ada keyakinan yang seperti itu," sambungnya.
Kata Buya Yahya, Nabi Muhammad SAW sendiri melarang prasangka-prasangka buruk, dan mendorong untuk memperbanyak prasangka baik atas segala sesuatu.
"Bahkan kejatuhan kadal yang lebih besar pun tetap husnudzon, biasa saja," pesan Buya Yahya.
Memang menurut Buya Yahya, keyakinan yang aneh-aneh kadang lebih cepat berkembang di masyarakat.
Namun sebagai seorang Muslim, sebaiknya selalu berprasangka baik kepada Allah atas segala apa pun yang terjadi.
"Jangan suudzon kepada Allah, kalau kita menduga yang baik maka baik," ujar Buya Yahya.