Kiamat Kemungkinan Terjadi 10 Tahun Lagi, Kata Ilmuwan
- Pixabay
VIVA Jabar – Parker Solar Probe (PSP) NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa) memulai misi terobosan dan berhasil melakukan perjalanan melalui angin Matahari di luar angkasa untuk pertama kalinya.
Tujuannya untuk mencegah partikel bermuatan yang mengancam akan mengganggu sinyal internet di Bumi, seperti dikutip VIVA Digital dari situs Express, Selasa, 4 Juli 2023.
Para ilmuwan telah lama memperingatkan tentang potensi dampak buruk dari badai Matahari, atau sering disebut sebagai kiamat internet.
Mereka memperkirakan satu peristiwa seperti itu bisa terjadi dalam 10 tahun ke depan sehingga akan menghambat infrastruktur yang membawa penyedia internet.
PSP NASA diluncurkan lima tahun lalu dan melakukan perjalanan di lintasan yang membuatnya sangat dekat dengan permukaan Matahari —tempat di mana angin Matahari dihasilkan.
Angin mengerikan itu terdiri dari aliran partikel bermuatan yang berseri-seri dari atmosfer terluar Matahari, yang dikenal sebagai korona.
Meski begitu, PSP sukses menjangkau jarak yang sangat dekat dengan Matahari, mengumpulkan wawasan penting tentang cara kerja Matahari dan partikelnya.
Para ahli percaya bahwa badai Matahari dapat mengakibatkan kiamat internet, atau hilangnya akses internet selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of California, Amerika Serikat (AS) pada 2021 menemukan peluang 12 persen bahwa gangguan bencana selama berbulan-bulan dapat terjadi dalam dekade berikutnya.
Sehubungan dengan misi yang berhasil, Stuart Bale, penulis utama studi yang berafiliasi dengan University of California, mencatat mengapa sangat penting untuk memahami dengan tepat bagaimana angin Matahari bekerja.
"Angin membawa banyak informasi dari Matahari ke Bumi. Jadi memahami mekanisme di balik angin Matahari penting untuk alasan praktis di Bumi," ujarnya.
Hal itu akan mempengaruhi kemampuan manusia untuk memahami bagaimana Matahari melepaskan energi dan mendorong badai geomagnetik – yang merupakan ancaman bagi jaringan internet maupun komunikasi di Bumi.
Para ilmuwan juga mengamati data yang dikumpulkan oleh PSP, yang menggambarkan apa yang mereka sebut sebagai 'semburan air yang memancar dari pancuran yang mengenai wajah mereka’.
Temuan tersebut membantu mengidentifikasi fenomena yang dikenal sebagai 'aliran supergranulasi' di dalam lubang koronal, tempat munculnya medan magnet.
Daerah-daerah ini dipercaya sebagai ground zero untuk angin Matahari berkecepatan tinggi, dan biasanya ditemukan di kutub Matahari selama periode tenang. Hal tersebut tidak akan secara langsung mempengaruhi Bumi.