Ekspor Mamin Indonesia ke Taiwan Hanya USD 70 juta Per Tahun, Kini Hadir Foodtech 'Wow!Taiwan'

Ilustrasi Destinasi Kuliner, Proyek Foodtech 'Wow!Taiwan'
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

"Kekuatan Indonesia adalah memiliki banyak bahan baku, namun masih kekurangan teknologi dan mesin. Oleh karena itu, dengan adanya acara ini diharapkan terjalin kerja sama yang saling menguntungkan,” kata Novi di sela-sela acara Problem-Solving Forum: Indonesian Food Technology 2023 di Jakarta, akhir bulan lalu.

Novi menambahkan, CRIF dan CDRI menciptakan jaringan di setiap negara di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, dan membantu perusahaan asing untuk melakukan langkah pertama ini. 

Kata Novi, CRIF dan CDRI memastikan bahwa perusahaan asing dapat melakukan pertemuan yang tepat dengan para pemain kunci di Indonesia. 

Menurut Novi, kerja sama dengan Taiwan ini bisa membantu industri makanan dan minuman di Indonesia dalam meningkatkan produktivitas. 

"Contohnya industri katering yang selama ini masih manual, ternyata para pengusaha Taiwan sudah mempunyai teknologi yang bisa membantu industri katering dalam otomasi dan juga robotik. Ini tentu membuat industri katering menjadi lebih efektif dan meningkatkan produktivitas. Kalau contohnya dalam satu jam secara manual bisa menghasilkan sepuluh kotak maka dengan otomasi bisa 20 kotak. Itu kan jauh lebih baik,” jelas Novi. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Adhi S Lukman menambahkan, kolaborasi antara Indonesia dengan Taiwan merupakan hal positif yang bisa menggenjot industri makanan dan minuman. 

"Teknologi makanan yang ditawarkan oleh Taiwan bisa membantu pengusaha makanan dan minuman meningkatkan kapasitas produksi. Selain itu, teknologi makanan dari Taiwan juga bisa mempercantik packaging makanan, contohnya onde-onde dan nastar. Mereka susah punya mesin yang bisa membuat ukuran onde-onde dan nastar sama sehingga tampilannya menarik tanpa mengubah cita rasa,” jelas Adhi.