Viral! Pengantin Diduga Kabur Usai Resepsi Nikah dan Tinggalkan Utang ke WO Rp21,7 Juta

Tangkapan layar video resepsi pernikahan Candra dan Dila.
Sumber :
  • VIVA | Sadam Maulana

VIVA JabarViral di media sosial (Medsos), pasangan pengantin asal Dusun Gasing Laut, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, diduga kabur usai resepsi pernikahan. Pasangan pengantin bernama Candra dan Dila, hilang tanpa kabar dan disebut belum melunasi utang dengan wedding organizer (WO) yang memfasilitasi pernikahan mereka.

Melalui akun Instagramnya @musiwedding, Sanggar Musi Wedding Gallery Palembang memposting video resepsi pernikahan Candra dan Dila, yang mengenakan pakaian Ungu dan Merah. Namun yang menjadi perhatian publik, ialah narasi dari postingan tersebut.

"Mohon infonya jika melihat dua org ini...! Mereka menghilang sejak awal Juni & belum ditemukan sampai hari ini. Jika ada yg melihat keberadaan mereka tolong hubungi kami."

"DICARI ORANG HILANG ATAS NAMA DILA ALAMAT DUSUNG GASING LAUT BANYUASIN. DICARI KARENA BELUM MEMBAYAR UANG ACARA AKAD RESEPSI SIANG MALAM YANG DILAKSANAKAN AWAL JULI 2023 SEBESAR 21,7 JUTA DARI TOTAL PAKET 30 JUTA. MENGHILANG SEMENJAK H+2 ACARA. JIKA ADA YG MELIHAT MOHON HUBUNGI KAMI. MKSH...!," @musiwedding.

Founder Sanggar Musi, Heri, menceritakan konologi kejadian. Di mana beberapa bulan lalu sepasang kekasih tersebut melakukan booking Rp2 juta atau Rp3 juta untuk ambil paket pernikahan.

"Mereka ini memang sempat ragu mau ambil untuk acara sehari atau dua hari. Kami sarankan mengambil paket yang sesuai dengan kemampuan saja," ungkap Heri, saat dikonfirmasi, Rabu, 16 Agustus 2023.

Setelah pertimbangan yang cukup panjang, akhirnya pasangan pengantin tersebut menyepakati paket resepsi tanpa tenda dan dekorasi.

"Awalnya itu mereka tidak pakai tenda dan dekorasi, hanya MUA (make-up artist) dan baju saja. Tetapi, beberapa hari kemudian sebelum acara, mereka mau ambil paket sekalian sama tenda. Jadi totalnya setelah dihitung Rp30 juta," kata Heri.

"Nah pada saat itu kan kami lagi ke Semarang, Solo dan Yogyakarta. Tetapi, kami tetap komunikasi via telepon dan WhatsApp. Seperti biasa di H-7, pegawai kami menanyakan mau tambah DP atau tidak? Dijawab ia nanti mau transfer," sambung Heri.

Bahkan, pasangan pengantin sudah minta nomor rekening. Tetapi, ternyata belum dikirim. "H-7 juga belum ditransfer. Jadi, kami minta di H-3, karena kata keluarga perempuan semua uang dipegang calon pengantin pria," terang Heri. 

Ketika ditagih di H-3, pasangan pengantin tersebut berjanji akan membayar di H-1.

"Tetapi, posisinya saat itu kami sudah pasang tenda dan semua sudah siap. Ketika H-1 ditagih lagi, katanya ada keperluan untuk bayar masak dan lain-lain. Mereka meminta untuk membayar di hari H. Akhirnya kami pun percaya, karena ini kali kedua memakai jasa kami. Karena dulu Kakak ipar perempuan juga pakai jasa kami," tutur Heri.

"Akhirnya pihak WO menunggu pembayaran. Lagi-lagi, pasangan pengantin ini meminta tolong kepada iparnya untuk bilang ke kami kalau bayaran setelah resepsi selesai atau H+1," tambah Heri.

Dari sana ,lanjut Heri, dirinya mulai curiga, kenapa pembayaran ditunda-tunda. "Dari tim juga sudah capek, karena posisi acara di Gasing, sangat jauh dan menguras tenaga ya. Jadi, kami setujui," terang Heri.

Di saat hari H pelunasan, pihaknya menunggu pembayaran dari sepasang pengantin tersebut. Pada pukul 16.00 WIB, pasangan pengantin ini datang dengan membawa uang hanya Rp4 juta atau Rp5 juta.

"Terus dia bilang uang Rp15 juta-nya dipakai keperluan lain," jelas Heri.

Pihak WO tentu tidak terima dan meminta haknya. Singkat cerita, ternyata sang pria (Chandra) tidak jujur pada keluarga perempuan. Candra sudah mengambil uang Rp15 juta dari pihak keluarga perempuan.

Chandra bilang pada keluarga perempuan bahwa uang sisa WO sudah ditransfer. Tetapi, nyatanya belum ada. Karena pihak WO sudah capek, akhirnya pihak WO menceritakan ke kakak ipar pengantin perempuan.