Ada 4 Kluster Kasus Jual Beli Senjata Api Ilegal, Polisi Sebut Ada dari Modifikator hingga Pembeli
- Viva.co.id
VIVA Jabar – Setelah melakukan pengembangan kasus yang melibatkan DE (28), seorang karyawan PT KAI yang diduga terlibat dalam aksi terorisme, Polda Metro Jaya berhasil menangkap tiga orang oknum polisi. Selain itu, polisi juga berhasil mengungkap peredaran senjata api (senpi) ilegal yang dijual secara online atau melalui platform e-Commerce.
Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan bahwa ada empat kluster dalam jual beli senpi ilegal mulai dari pabrik modifikator hingga pembeli.
Adapun kluster pertama, kata Hengki, yakni termasuk jaringan terorisme. Kasus jual beli senpi yang terkait dengan aksi terorisme akan ditangani Densus 88, sementara di luar terorisme akan ditangani Polda Metro Jaya.
"Ada beberapa klaster yang kami jelaskan di sini, pertama yang terkait dengan jaringan teror itu dilaksanakan oleh Detasemen Khusus 88, terkait jaringan teror," ujar Hengki kepada wartawan yang dikutip Sabtu 19 Agustus 2023.
Selanjutnya, Hengki mengatakan bahwa kluster kedua itu adalah senjata api modifikator secara online atau melalui e-Commerce. Adapun senjata modifikator adalah senjata air gun di modifikasi menjadi senjata api.
"Tetapi di luar jaringan teror, di sini ada penjual senjata api, ini ada beberapa jenis ya senjata api modifikator, modifikator ini seperti ini rekan-rekan, ini ada fenomena baru yang menjadi harus menjadi kewaspadaan kita, banyak sekarang beredar senjata air gun, air gun itu dia pelurunya dari gotri besi pakai gas Co2, ternyata itu bisa dimodifikasi di upgade menjadi senjata api. Ini yang sangat berbahaya dan sekarang banyak beredar di masyarakat," kata Hengki.
"Nah ini senjata modifikator ini banyak di-suplay yang profesional itu ada di Semarang yang kami ungkap kemarin, dan juga pabrikan penjual senjata api. Tetapi yang cukup menyediakan ini dijual via platform e-Commerce, penjualan online apakah itu Tokopedia, Shopee, seolah-olah di sana adah air soft gun, padahal itu sudah senjata modifikasi dari air gun ke senjata api," imbuhnya.
Kemudian, kluster ketiga adalah pabrik modifikator senjata api ilegal tersebut. Hengki menyebutkan pabrik modifikator senjata api ilegal itu berada di Semarang, Jawa Tengah.
"Kemudian, klaster yang berikutnya adalah pabrik modifikator, ini yang kami baru ungkap kemarin di Semarang. Ini adalah penyuplai termasuk ke teroris ini, tapi ingat mereka tidak saling bertemu hanya via online dengan nama akun yang berubah-ubah," kata Hengki.
Selanjutnya, kluster keempat adalah penerima dari pabrik modifikator senjata api ilegal, namun senjata api tersebut sudah disita.
"Klaster yang berikutnya adalah penerima senpi ilegal dari penjual maupun pabrik modifikator ini," bebernya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menegaskan tiga oknum anggota polisi yang ditangkap baru-baru ini oleh pihaknya tidak terkait kasus yang menyeret DE (28), karyawan PT KAI yang diduga terlibat aksi terorisme.
"Terkait anggota Polri (yang ditangkap), anggota Polri tidak ada hubungan dengan jaringan teror," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi di Markas Polda Metro Jaya, Jumat 18 Agustus 2023.