KDM Bantu Pelajar yang Rawat Neneknya Sakit Tumor di Cirebon

KDM bantu pelajar yang rawat neneknya
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Safari Cinta KDM kembali digelar di lapangan Desa Cibogo, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon pada Sabtu, 26 Agustus 2023 malam. Acara itu pun dipadati oleh puluhan ribu warga yang hadir dan menyaksikan gelaran acara KDM tersebut.

Hampir di setiap Safari Cinta yang digelar KDM, ia menyelesaikan minimalnya satu masalah. Tak terkecuali Safari Cinta pada safari kali ini, dimana KDM bertemu dengan seorang nenek yang hidup bersama anaknya. Sementara suaminya bekerja sebagai kuli bangunan di Jakarta dan hanya mengirim uang Rp 500 ribu dua minggu sekali.

Singkat cerita KDM melunasi utang nenek tersebut dan memberikan uang tambahan untuk membeli pompa air, total Rp 1 juta.

Tak lama pria yang identik dengan iket putih itu pun memanggil seorang remaja ke atas panggung. Remaja Bernama Kasohid itu berstatus pelajar kelas 1 SMP.

“Ibu sudah meninggal, sekarang lagi merawat nenek yang sakit tumor,” ucap Kasohid.

KDM pun menggoda nenek yang sebelumnya mendapat Rp 1 juta untuk memberikan uang tersebut kepada Kasohid. Sebab dibanding utang ke warung dan membeli pompa air, Kasohid lebih membutuhkan uang tersebut.

Tanpa basa-basi, nenek berjaket kuning itu pun langsung menyerahkan uang itu. KDM pun tak menyangka dan mengapresiasi keikhlasan nenek tersebut.

“Keren. Ini orang hebat, orang hebat harus dikasih dua kali lipat, saya kasih Rp 2 juta karena sudah Ikhlas,” tutur KDM sambil memberikan uang Rp 2 juta kepada sang nenek.

Kembali ke Kasohid, ternyata ia selama ini tinggal bersama kakeknya yang bekerja sebagai buruh tani. Sementara biaya sekolah dan kebutuhan pengobatan sang nenek dibantu oleh kakaknya yang bekerja sebagai kuli bangunan.

Kang Dedi mengatakan, biaya pengobatan saat ini sudah ditanggung oleh BPJS. Hanya saja Masyarakat tetap membutuhkan uang selama menunggu pasien di rumah sakit. Terlebih jika pasien itu harus dirujuk dari Cirebon ke RS Hasan Sadikin di Bandung.

“Makanya ke depan semua rumah sakit daerah itu kualitasnya harus setara dengan RS Hasan Sadikin,” ucapnya.

Menurut KDM, jika ada orang sakit biaya akan berlipat. Sebab banyak warga yang berhenti bekerja karena harus menunggu orang tercintanya di rumah sakit. Sehingga hal itu justru membuat kemiskinan baru.

“Sehingga saya saat jadi bupati (Purwakarta) punya kebijakan orang yang menunggu pasien miskin di rumah sakit mendapat uang Rp 100 ribu,” kata Kang Dedi.

Di akhir acara Kang Dedi Mulyadi pun menyerahkan uang total Rp 9 juta kepada Kasohid untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya menunggu neneknya di rumah sakit. “Dan kamu saya angkat jadi anak saya, sekolahnya saya biayai sampai selesai SMA,” ucapnya.

“Saya (safari) seperti ini sudah 20 tahun lebih tak pernah berhenti. Banyak hal peristiwa yang saya temukan dalam setiap waktu. Hari ini kita selesaikan satu masalah, dari sekian juta masalah rakyat minimal ada satu yang kita selesaikan dalam setiap hari,” pungkas KDM.