Misteri Surat 'To You Whomever' di Kasus Kematian Ibu-Anak Tinggal Kerangka Terkuak
- Viva.co.id
Dia menjelaskan, menjadi tidak mengejutkan jika dilihat dari gambaran kecil tentang bagaimana tentang relasi sosial orang yang kemudian mengakhiri hidupnya. Dia menjabarkan, sebanyak 90 persen kasus bunuh diri para pelakunya mengidap gangguan afektif, perasaan yang tidak stabil, mood yang berayun dan depresi.
“Kalau ini yang terjadi maka kalimat ‘To You Whomever’ memang mengindikasikan relasi sosial yang sedemikian jauh yang menjadi penanda orang yang barangkali mengalami depresi, gangguan afektif,” katanya.
Ketertutupan kehidupan Grace dan David dibenarkan oleh pengurus lingkungan. Keluarga tersebut tidak pernah berinteraksi dengan lingkungan. Bahkan Grace menolak dimasukkan dalam WhatsApp grup warga.
“Kalau secara informasi dari tetangga, orangnya tertutup dan tidak bergaul. Kalau di RT, RW ada grup WA, dia ngga mau dimasukkan nomor Hpnya. Karena tertutup ya ngga bergaul juga, cuma paling sesekali keluar untuk belanja ke tukang sayur di depan terus masuk lagi,” kata Ketua RW 16, Herry Meidjiantono.
Dia tidak tahu mengapa warganya itu menolak untuk dimasukkan dalam grup WA. Sebagai pengurus lingkungan, dia tidak pernah bertemu dengan ibu dan anak itu.
“Ngga tahu alasannya itu pribadi, apa karena terganggu, apa gimana kita ngga tahu. Tapi yang jelas informasi dari warga yang satu RT dengan mereka ya dia tertutup. Biasanya kita komunikasi dengan warga pakai WAG,” ungkapnya.