Misteri Surat 'To You Whomever' di Kasus Kematian Ibu-Anak Tinggal Kerangka Terkuak

TKP Rumah Ibu dan Anak yang Tewas Misterius di Depok
Sumber :
  • Viva.co.id

VIVA Jabar - Kasus kematian mistrerius di Perumahan Bukit Cinere, Depok masih belum terpecahkan. Pasalnya, Grace (64) beserta anaknya, David (38) ditemukan tewas sudah mengering dan hanya tersisa kerangkanya saja di dalam kamar mandi rumah. 

Dari hasil olah TKP awal, polisi mengungkap adanya temuan. Salah satunya, sebuah file dengan judul ‘To You Whomever’ yang disimpan dalam laptop.

Psikolog forensik, Reza Indragiri Amriel mengungkapkan ada makna di balik tulisan tersebut. Kata ‘whomever’ menurutnya dipilih bukan tanpa alasan.

“Pilihan kata ‘whomever’ menjadi unik. Karena pesan itu seolah tidak dikirim kepada pihak tertentu secara spesifik, entah keluarga, teman, tetangga atau pihak tertentu yang memang dialamatkan menerima pesan tersebut,” kata Reza, Sabtu, 9 September 2023

Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel

Photo :
  • Viva.co.id

Dari kata tersebut, menandakan kehidupan keluarga itu sudah terisolasi sejak lama. Keluarga itu tidak berinteraksi dan berjarak dengan lingkungan sosialnya. Karena kata ‘whomever’ tidak ditujukan pada pihak tertentu.

“Kalimat itu mengindikasikan boleh jadi keluarga ini sudah terisolasi dan berjarak sedemikian rupa dari lingkungan sosialnya, sampai-sampai pesan terakhir yang mereka bikin pun tidak ditujukan pada pihak tertentu. Dan mereka sudah seperti membayangkan bahwa jenazah mereka akan ditemukan lewat penemuan secara sengaja atau tidak sengaja,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, menjadi tidak mengejutkan jika dilihat dari gambaran kecil tentang bagaimana tentang relasi sosial orang yang kemudian mengakhiri hidupnya. Dia menjabarkan, sebanyak 90 persen kasus bunuh diri para pelakunya mengidap gangguan afektif, perasaan yang tidak stabil, mood yang berayun dan depresi.

“Kalau ini yang terjadi maka kalimat ‘To You Whomever’ memang mengindikasikan relasi sosial yang sedemikian jauh yang menjadi penanda orang yang barangkali mengalami depresi, gangguan afektif,” katanya.

Ketertutupan kehidupan Grace dan David dibenarkan oleh pengurus lingkungan. Keluarga tersebut tidak pernah berinteraksi dengan lingkungan. Bahkan Grace menolak dimasukkan dalam WhatsApp grup warga.

“Kalau secara informasi dari tetangga, orangnya tertutup dan tidak bergaul. Kalau di RT, RW ada grup WA, dia ngga mau dimasukkan nomor Hpnya. Karena tertutup ya ngga bergaul juga, cuma paling sesekali keluar untuk belanja ke tukang sayur di depan terus masuk lagi,” kata Ketua RW 16, Herry Meidjiantono.

Jasad Tengkorak di Temukan di Rumah Warga di Depok

Photo :
  • Viva.co.id

Dia tidak tahu mengapa warganya itu menolak untuk dimasukkan dalam grup WA. Sebagai pengurus lingkungan, dia tidak pernah bertemu dengan ibu dan anak itu. 

“Ngga tahu alasannya itu pribadi, apa karena terganggu, apa gimana kita ngga tahu. Tapi yang jelas informasi dari warga yang satu RT dengan mereka ya dia tertutup. Biasanya kita komunikasi dengan warga pakai WAG,” ungkapnya.

Keluarga tersebut sama sekali tidak pernah ikut dalam kegiatan di komplek. Grace hanya sesekali muncul jika berbelanja saja.

“Saya ngga pernah lihat dua-duanya, yang mana orangnya ngga tahu, dapat kabar dari tetangga. Jadi Pak RT juga nggak begitu tahu karena orangnya tertutup. Mungkin yang paling tahu tetangga kanan kiri, itu pun juga sekali-sekali. Orangnya memang agak tertutup kalau kita lihat dari sisi pergaulan juga nggak ikut kegiatan apa-apa dalam komplek, padahal kita punya kegiatan macam-macam,” ujarnya.

Suami Grace meninggal tahun 2011. Sejak itulah keluarga tersebut berubah menutup diri. Informasi yang didapat, suami Grace adalah seorang konsultan.

“Kalau dari omongan orang, kalau nggak salah suaminya dulu konsultan. Ibunya itu pernah kuliah cuma sampai semester 3. Keseharian (Grace) ibu rumah tangga yang waktu masih ada suaminya masih hidup dari biaya penghasilan suami. Anaknya tidak bekerja,” bebernya.

David, anak satu-satunya Grace pun tertutup dan pendiam. Dia tidak pernah menyapa warga sekitar karena diduga pemalu.

“Saya ngga tahu, yang pernah lihat itu suka keluar beli makanan di warung terus masuk rumah. Tinggi sekitar 170 kurus, kadang lewat. Nggak pernah menyapa, nggak ada yang kenal secara dekat di sepanjang jalan itu,” pungkasnya.