Dianggap ODGJ, Seorang Guru di Tasikmalaya Nangis pada KDM Sebab Diminta Pensiun Dini
- Istimewa
Meski berstatus sebagai pendiri, namun Ila tak mendapatkan apa yang ia minta. Ila mengaku justru mendapatkan perlakuan tak mengenakkan dari salah seorang oknum yakni penamparan.
Singkat cerita, Ila didampingi kuasa hukumnya mengajukan gugatan ke pengadilan. Dari situlah ekonomi Ila mulai goyah karena uang habis untuk biaya persidangan.
Tahun lalu, kata Ila, ia pernah izin secara lisan pada Kepsek untuk ke Lampung. Ia pergi untuk mencari nafkah tambahan dengan berjualan aneka macam oleh-oleh khas Tasikmalaya.
“Tiba-tiba Senin pulang saya diberi hukuman membersihkan perpustakaan karena sudah dua tahun corona tidak dipakai, saya terima. Terus isi kelas yang kosong tidak ada gurunya. Terus saya disuruh buat pidato. Gara-gara empat hari tidak mengajar diberi hukuman selama sebulan itu,” katanya.
Sambil menangis Ila pun menceritakan seluruh data absensi telah diubah. Ia mengaku setiap hari masuk sekolah dan tanda tangan absen. Namun data tersebut belakangan telah berubah.
“Saya yang paling sakit hati itu data diubah. Saya sudah paraf semua, tapi diubah semua, saya paraf karena itu untuk pencairan,” ujar Ila sambil memperlihatkan kertas absen yang kini suda tak ada tanda tangannya.
Sementara itu, Kang Dedi Mulyadi menilai dari seluruh rangkaian cerita Ila mengalami problem keluarga dan keuangan sehingga berdampak pada kekacauan tugasnya sebagai pengajar.