Dedi Mulyadi Terkesan Semangat Bocah Penjual Peyek, Beri Hadiah Istimewa

Dedi Mulyadi dan bocah penjual peyek
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Semangat Ramdani, seorang bocah yang sehari-hari berjualan peyek di Karawang patut menjadi inspirasi teman seusianya. Betapa tidak, ia memilih untuk berjualan dibanding sibuk bermain apalagi menghabiskan uang orang tuanya.

Kemarin Ramdani bertemu Kang Dedi Mulyadi (KDM) di Lembur Pakuan Subang. Anak ketujuh dari 10 bersaudara itu lahir dari pasangan Asiah dan Endang yang tinggal di Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang.

Saat datang KDM melihat sepatu Ramdani usang dengan kondisi sudah disol. Ternyata itu sepatu adalah pemberian tetangganya yang sudah lama.

“Ini dikasih sama teman mamah waktu naik kelas 3, sekarang sudah kelas 5,” ucap Ramdani.

Setiap hari ia berjualan peyek keliling mulai dari sekolah, rumah hingga pusat kota Karawang. Jika peyek buatan ibunya yang dibanderol Rp 5 ribu itu laku semua ia bisa membawa uang Rp 150 ribu.

Ramdani mengaku jika dalam satu hari semua dagangannya habis bisa mendapatkan upah Rp 50 ribu dari ibunya. Uang tersebut biasa ia simpan dan sebagian untuk jajan.

“Ditabung di celengan di lemari Rp 30 ribu sehari, sisanya untuk jajan. Sudah nabung dari kelas 4 SD,” katanya.

Bocah yang bercita-cita menjadi TNI itu mengatakan, lebih memilih berjualan daripada terus bermain. Sebab selama berjualan ia pun bisa sambil main. Selain itu berjualan dengan jalan kaki adalah bagian dari olahraga untuk mengejar cita-citanya.

Kang Dedi terkesan dengan Ramdani yang di usianya masih sangat muda tapi tumbuh menjadi seorang kreatif dan mandiri. Ia menilai Ramdani ke depan bisa menjadi pengusaha besar dan cita-citanya menjadi TNI bisa tercapai.

“Untuk ukuran anak SD simpan Rp 30 ribu per hari itu sudah wow, berarti dalam setahun kurang lebih ada tabungan Rp 10 juta. Patut diberi apresiasi. Kalau saya jadi gurunya nilai matematika akan diberi 9 karena dia sudah menerapkannya setiap hari,” ucap KDM.

Menurut KDM usia tidak menjadi standar seseorang dari segi pola pikir dan cara berhitung. Buktinya belum lama ini ia bertemu anak SMK yang justru kebingungan saat menghitung dagangannya yang diborong KDM.

Namun saat pertanyaan dan jumlah yang sama dilontarkan ke Ramdani dengan mudah dijawabnya.

“Makanya jangan ribut terus urusan usia apalagi untuk urusan pemimpin, ukuran usia bukan halangan bagi keberhasilan dan kemajuan dalam memimpin, jangan remehkan anak-anak. Contohnya dia lebih matang, lebih berpengalaman, lebih mandiri, dibanding dengan orang yang usianya 21 tahun tapi masih minta uang ke orang tua,” ujarnya.

Usai pertemuan tersebut KDM mengajak Ramdani untuk ke pusat perbelanjaan di Subang. Di sana ia diberikan hadiah istimewa berupa peralatan sekolah mulai dari seragam, baju hingga sepatu. Selain itu Kang Dedi Mulyadi pun memberikan sejumlah uang sebagai tambahan tabungan.