Dedi Mulyadi Siapkan Bantuan Hukum untuk Korban Pencabulan Ustaz di Purwakarta
- Istimewa
VIVA Jabar – Belasan anak perempuan di Desa Salem, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta menjadi korban pencabulan yang dilakukan seorang ustaz. Kini ustaz tersebut buron sementara rumah sekaligus tempat mengaji para korban rusak diamuk warga.
Kemarin Kang Dedi Mulyadi (KDM) meninjau langsung lokasi kejadian. Di sana ia bertemu dengan sejumlah orang tua yang anak dan cucunya menjadi korban kebiadaban ustaz tersebut.
“Cucu saya disetubuhi dari kelas 4 SD sampai terakhir kemarin SMP. Kalau anak saya hanya disuruh pegang-pegang saja,” ucap salah seorang bapak dengan penuh emosi.
Ia murka karena tak menyangka ustaz tersebut bisa berbuat seperti itu pada sejumlah anak. Terlebih para warga sangat menghormatinya karena dianggap berilmu agama tinggi, mengaji gratis dan baik pada sesama.
“Namanya si Opan, sekarang jangan panggil pakai ustaz lagi,” ujarnya murka.
Bapak tersebut mengakui telah merusak rumah pelaku. Meski dalam kondisi sakit jantung ia sangat murka dan emosi karena anak juga cucunya menjadi korban ustaz cabul selama bertahun-tahun.
Di tempat yang sama Kades Salem Nana Sobana mengatakan mulanya pencabulan terbongkar saat sejumlah murid yang beranjak dewasa bercerita pada teman dan orang tuanya.
Warga yang murka langsung mendatangi rumah pelaku. Namun saat itu pelaku pura-pura kesurupan sehingga warga hanya bisa menunggu sampai ia sadar.
“Ditunggu akhirnya jam 3 subuh keluar sambil bawa parang, katanya mau salat. Oleh warga diikuti ternyata kabur sampai sekarang belum ketemu,” ucap Nana.
Nana mengatakan perbuatan bejat pelaku diduga diketahui oleh istrinya. Namun sang istri tidak berani mengungkap karena diancam dan mendapatkan KDRT dari pelaku.
“Modusnya korban disuruh pijat pelaku di kamar berduaan. si uminya (istri pelaku) kemungkinan juga tahu dan pernah melarang tapi di-KDRT jadi takut,” katanya.
Para korban, kata Nana, yang semuanya anak di bawah umur juga takut karena diancam oleh pelaku dengan alasan akan terkena penyakit jika tidak menurut pada guru.
Menurut Nana hingga saat ini ada 15 anak yang sudah menjadi korban. Dari hasil visum sementara dari jumlah tersebut empat korban terbukti telah disetubuhi pelaku.
“Si ustaz ini sangat dimanja sama warga. Bahkan warga kalau disuruh kerja bakti malah lebih pilih garap sawah si ustaz walaupun tidak dibayar,” ujar Nana.
Sementara itu KDM menilai kasus tersebut sebagai pelajaran bagi semua pihak termasuk aparat desa. “Ini penting, jangan mudah percaya pada orang yang dianggap ilmunya tinggi, dianggap banyak hartanya, tetapi lihat orang dari kehidupan sehari-harinya,” ucapnya.
KDM pun memberikan bantuan kepada salah seorang orang tua korban yang sedang sakit berupa kebutuhan biaya selama berobat. Selain itu para korban juga akan didata untuk diberikan bantuan berupa pendampingan.
“Nanti Pak Kades laporkan ke saya korbannya siapa saja. Kita akan bantu semua permasalahannya, pendampingan psikologinya, termasuk dibantu kalau ada pembiayaan lain sebagainya. Anak-anak ini harus kita jaga agar mereka tetap mempunyai masa depan yang baik,” ujar Kang Dedi Mulyadi.