Kontribusi Sampah Plastik di Kawasan Wisata Makin Rumit, Hulu Migas Jabar Turun Tangan

BUMD Hulu Migas Jabar
Sumber :
  • Istimewa

VIVAJabar - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Barat PT Migas Hulu Jabar ONWJ (Offshore North West Java) menggaet komunitas dan masyarakat mengatasi permasalahan sampah di Kawasan wisata Saung Alas, Muara Gombong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Peneliti Sampah Plastik, Jenna Jambeck menjelaskan, jika masalah sampah ini tidak segera ditangani, pada 2050 diprediksi akan menyamai dengan populasi jumlah ikannya. 

"Untuk itu, penyelesaian terhadap sampah ini harus dilakukan dari hulu ke hilir termasuk didalamnya yang penting adalah meningkatkan kesadaran masyarakat," ujar Jenna dalam keterangannya, Jumat 29 Desember 2023.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2021, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah dan dimana sampah plastik menjadi permasalahan lingkungan di dunia yang belum terpecahkan meskipun banyak inovasi untuk menanggulanginya.

Jenna Jambeck mengungkapkan, Indonesia jadi salah satu negara sebagai penyumbang limbah plastik terbanyak di lautan, yaitu tercatat sekitar 1,2 juta ton metric per tahun. Di Saung Alas, Muara Gembong pun tidak luput dari permasalahan sampah plastic baik yang terbawa arus maupun akibat perilaku masyarakat danwisatawan. Untuk itu, PT Migas Hulu Jabar ONWJ (MUJ ONWJ) bekerjasama dengan Yayasan Silaturohim Indonesia dan berbagai lapisan masyarakat bergotong royong membersihkan sampah di kawasan tersebut. 

"Kita sebagai masyarakat harus sadar dan peduli terhadap lingkungan, apalagi saung alas ini menjadi salah satu objek wisata muara gembong yang terdapat mangrove sehingga kita harus menjaga kelestarian muara gembong ini. Kegiatan ini adalah langkah awal kepedulian terhadap lingkungan,” ungkap Direktur utama Migas Hulu Jabar ONWJ (MUJ ONWJ) Ubaydillah. 

BUMD Hulu Migas Jabar

Photo :
  • Istimewa

Menurutnya program selama dua hari ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan bahaya sampah yang sulit di daur ulang. Pegiat Gerakan Sosial Muara Gombong, Zul mengaku prihatin dengan banyaknya sampah di Saung Alas ini. Padahal Saung Alas ini menjadi kawasan pariwisata pavorit di Muara Gombong. 

 "Sayang sekali Saung Alas ini menjadi tempat penampungan sampah sampah yang kebanyakan tidak dapat di daur ulang padahal seharusnya pariwisata menjadi tempat yang indah dan nyaman bagi wisatawan dan harapan kami dengan adanya kegiatan ini mampu menciptakan solusi untuk menangani permasalahan ini" ungkap Zul. 

Padahal, menurutnya beberapa sampah dapat diolah untuk dijadikan kebutuhan alat rumah tangga. Seperti sampah kertas yang dapat dijadikan sebuah wadah dan sampah plastik yang dapat dijadikan tikar serta sampah organik untuk dijadikan kompos. Hal senada diungkapkan oleh peserta yang ikut membersihkan sampah di Muara Gombong sekaligus seorang guru, yakni Nunih. Menurutnya masyarakat di kawasan tersebut memang perlu untuk diedukasi soal pengelolaan sampah agar bisa bernilai ekonomis. 

"Sebenarnya sampah ada yang bisa didaur ulang bahkan bisa bernilai ekonomis, tapi masyarakat disini tidak tahu sehingga kami butuh penyuluhan atau sosialisasi tentang informasi tersebut" tutur Nunih.

Sementara itu, aparat kewilayahan di Kawasan Muara Gombong, Subarma berharap pemerintah terus aktif bersama masyarakat memerhatikan persoalan sampah khususnya di Kawasan Muara Gombong. Sehingga, dengan peran serta semua pihak, diharapkan permasalah ini bisa diatasi. Jika tidak, makan permasalahan ini akan terus berlanjut hingga produksi sampah terus meningkat dan mencemari laut. 

“Banyak yang tidak tahu keberadaan dan potensi yang ada disini, bahkan pemerintah Kabupaten Bekasi ada yang tidak tahu keberadaan Muara Gembong, dan baru kali ini truk sampah DLHK Kabupaten Bekasi datang ke Muara Gembong,” pungkas Subarma. (******)