Tangis Dedi Mulyadi Kagumi Sopir Truk Berkorban Demi Anak Lanjutkan Kuliah S2

Dedi Mulyadi
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Kang Dedi Mulyadi (KDM) tak kuasa menahan tangis saat bertemu dengan seorang sopir truk yang rela berkorban demi anaknya bisa melanjutkan kuliah ke jenjang S2.

Mulanya KDM tak sengaja bertemu dengan Pujiono yang truknya berhenti di pinggir jalan karena mengalami pecah ban. Sambil bertelanjang dada ia memperbaiki sendiri ban berukuran besar tersebut.

Ia sudah sekitar delapan hari perjalanan dari Kabupaten Lahat membawa muatan batubara menuju Bandung. Di tengah perjalanan istri dan anak bungsunya ikut dijemput di daerah Lampung.

"Penghasilan itu 20 persen dari uang jalan. Ini sudah delapan hari paling dapat Rp 1,5 juta. Sebulan kurang lebih dapat Rp 2-3 juta," ujar Pujiono.

Dengan penghasilan seperti itu ia memilih untuk membawa truk seorang diri. Sebab jika mengajak teman atau kernet penghasilannya bisa lebih kecil karena dibagi dua.

"Ini istri sama anak yang bungsu ingin ikut jadi naik dari rumah di Lampung. Anak senang ikut katanya ingin lihat Bandung," katanya. 

Saat ditanya soal anak, jawaban Pujiono di luar dugaan. Ternyata anak keduanya baru saja lulus kuliah S1 jurusan Keguruan Biologi di UIN Lampung dan akan diwisuda pada Februari mendatang.

Bahkan anaknya yang bernama Nurfia Agustin itu berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 di UGM. Saat ini anaknya sedang berusaha mencari beasiswa agar cita-citanya tercapai.

"Terakhir itu bayar Rp 8 juta buat wisuda Februari nanti. Sekarang lagi cari beasiswa buat lanjut S2 ke UGM," ucapnya.

"Saya ini SD saja gak lulus, jadi anak saya harus sekolah tinggi tidak boleh seperti bapaknya," lanjut Pujiono.

Senada dengan sang Pujiono, istrinya pun kerja keras untuk pendidikan anaknya. Ia banting tulang dengan menjadi buruh seterika dan berjualan peyek di kampungnya.

Kang Dedi Mulyadi kagum dengan apa yang dilakukan keluarga tersebut. Baginya orang tua seperti itu perlu dicontoh dan dibantu karena memiliki semangat untuk menggapai cita-cita.

"Kita doakan semoga anaknya bisa diterima di UGM bukan hanya S2 tapi terus S3. Bapak orang baik, saya senang sekali dengan bapak," ucap KDM.

Sambil bercucuran air mata, KDM memberikan apresiasi berupa bantuan biaya pendidikan. Bahkan ia pun memberikan nomor telepon agar bisa terus membantu dan memantau perkembangan pendidikan anak Pujiono.

"Bapak ini luar biasa sudah perjalanan 8 hari membawa batubara yang melahirkan banyak orang kaya, bapak sopir penghasilan seperti ini rela berkorban demi anaknya bisa S2," ujar KDM sambil menangis memeluk Pujiono seraya melanjutkan perjalanan.