Ulama di Jabar Keluarkan Fatwa Dukung AMIN, Begini Respon Tim Prabowo-Gibran
- Istimewa
VIVA Jabar – Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Gerindra Jawa Barat, Aries Marsudiyanto menanggapi berbagai isu terkini yang berkembang menjelang Pemilihan Umum 2024 di Jawa Barat.
Pertama, mengenai isu ratusan ulama di Jabar mengeluarkan fatwa mendukung Anies Baswedan, Aries menanggapinya dengan menekankan perlunya melihat fakta di lapangan.
Menurutnya, hasil survei di Jawa Barat menunjukkan tingginya animo masyarakat terhadap pasangan Prabowo Gibran.
"Dalam survei kemarin, 58,5% masyarakat menyatakan dukungannya, yang menunjukkan antusiasme luar biasa," ucap Aries di acara Deklarasi 1000 Ojol untuk Prabowo Gibran di Balai Sartika Bandung, Rabu 31 Januari 2024.
Menurutnya, dukungan ulama di Jawa Barat terhadap Prabowo tetap menjadi pendongkrak suara untuk target satu putaran. “Kita akan melihat fakta di lapangan ya. Kalau ada yang mengeklaim suaranya ini suaranya itu ya silakan saja,” katanya.
Aries menegaskan, persaingan Prabowo di survei terus menunjukan peningkatan. “Membuktikan bahwa pasangan Prabowo gibran sudah 50 persen lebih, bahkan ada yang 52 koma sekian 51 koma sekian artinya animo masyarakat untuk mendukung pasangan Prabowo gibran itu tidak terbendung ya,” katanya.
Seperti diketahui, 265 ulama dan tokoh masyarakat Jawa Barat (Jabar) mengeluarkan fatwa mendukung pasangan Capres-Cawapres nomor 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Amin).
Fatwa yang tertuang dalam sebuah surat serta ditandatangani sejumlah ulama dan tokoh masyarakat Jabar itu berbunyi, memilih pasangan Amin bagi umat Muslim hukumnya wajib.
“Kami 265 ulama di Jabar lihat umat tak boleh dibiarkan dalam kebingungan, menentukan selamat tidaknya negeri ini. Umat Islam harus dibimbing dan arahkan nyatakan wajib pilih Amin (Anies Muhaimin) dengan pertanggungjawaban dunia akhirat,” kata salah seorang ulama asal Jabar, Athian Ali kepada awak media di Grand Pasundan Convention Hotel, Bandung Minggu 28 Januari 2024.
Ali berpandangan mendekati hari pemilihan di tanggal 14 Februari mendatang, sudah mulai terasa adanya indikasi kecurangan. Menurutnya, indikasi itu dimulai dari memuluskan langkah salah satu paslon.
Dia menekankan, jangan sampai Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang dihasilkan dari Pemilihan Umum (Pemilu) yang curang. Sebab, kata dia, Allah SWT tidak akan memberkahinya.