Dedi Mulyadi: Pemimpin Maung Rakyatnya Juga Harus Maung

Dedi Mulyadi
Sumber :
  • Istimewa

Jabar – Menjelang masa tenang Pemilu 2024, Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengakhiri kegiatan Safari Cinta berkeliling Jawa Barat di Desa Cimanggu, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jumat (9/2/2024) malam.

Meski sempat diguyur hujan deras namun puluhan ribu warga tetap setia menunggu acara dimulai. Bahkan mereka bertahan hingga acara selesai pada Sabtu dinihari.

Dalam sambutannya KDM bercerita mengenai keindahan Pelabuhanratu yang memiliki pantai sekaligus gunung yang jarang ada di tempat lain. Bahkan Presiden Soekarno pun sampai membangun Grand Inna Samudra Beach. 

Sayangnya, kata KDM, kini kondisi Pelabuhanratu kurang terawat, penataan bangunan semrawut dan juga kotor. Sehingga minat wisatawan terus menurun, apalagi turis asing.

Menurutnya dibutuhkan seorang pemimpin yang berjiwa maung atau harimau. Sebagai raja, harimau tidak bisa dikendalikan oleh siapapun dalam melindungi hutan dan seisinya. Seperti maung bodas atau harimau putih yang identik dengan Prabu Siliwangi.

"Kalau pemimpinnya maung, rakyatnya juga harus maung. Jangan pemimpinnya maung rakyatnya domba, nanti dimakan. Atau sebaliknya, pemimpinnya domba rakyatnya maung, nanti sama dimakan,” ucap KDM.

Maksud dari hal tersebut tak lain pemimpin maung adalah pemimpin yang tak kenal rasa takut apalagi dikendalikan oleh pihak lain. Seperti halnya Prabowo Subianto yang saat ini satu-satunya ketua partai maju sebagai Capres. Dengan jabatan itu ia tak mungkin bisa dikendalikan atau diintervensi.

"Justru Pak Prabowo itu selalu memberi bukti bukan janji. Hanya saja Pak Prabowo itu tidak pernah membahas kebaikan yang pernah dilakukannya, bahkan keburukan seseorang pun selalu ia tutupi. Baginya tak apa dikhianati asal jangan mengkhianati," ujarnya.

Begitupun rakyat harus berjiwa maung agar pola pikir dan sikapnya bisa lebih tangguh tak terus menerus mengharapkan bantuan pemerintah. 

Kang Dedi Mulyadi berharap ke depan dengan hadirnya pemimpin berjiwa maung juga bisa mengubah pola pikir dan sikap masyarakat untuk sama-sama membangun kesadaran mewujudkan Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045. 

“Ke depan frekuensi pemimpin dan rakyatnya harus sama. Semoga gagasan dan harapan-harapan ini ke depan bisa terwujud,” pungkas KDM.