Pakar Hukum Universitas Pakuan Sebut Film Dirty Vote Sebagai Fitnah Besar pada Jokowi

Pakar hukum Universitas Pakuan, Prof. Andir Asrun
Sumber :
  • Berbagai Sumber

"Fitnah terhadap Presiden Jokowi dengan narasi seolah dapat mempengaruhi pilihan rakyat melalui pejabat-pejabat kepala daerah adalah sebuah kejahatan," tegasnya.

Selain itu, ia menyebut Dirty Vote sebagai upaya sistemis untuk mendegradasi keterpilihan Prabowo-Gibran. Sebab, dengan narasi keterpilihan Prabowo-Gibran diasosiasikan dengan cawe-cawe Presiden Jokowi.

"Ini adalah fitnah besar tanpa dasar terhadap Presiden Jokowi. Film ini sangat berbahaya dan tidak rasional ketika pemeran film bernama Zainal Arifin Mochtar (Dosen FH UGM) mengatakan 'jadikan film ini sebagai landasan untuk anda melakukan penghukuman'," tegasnya kembali.

"Narasi ini menggambarkan betapa berkuasa dia memerintahkan rakyat tanpa menjelaskan menghukum pihak mana, apakah penyelenggara Pemilu yang telah bekerja ekstra keras untuk suksesnya Pemilu 2024," kata Prof Andir Asrun menambahkan.

Prof Andir Asrun juga menyoroti perkataan pemeran lain dalam film itu, yakni Bivitri yang mengatakan mau bergabung dalam film tersebut karena akan banyak orang makin paham bahwa telah terjadi kecurangan, sehingga pemilu ini tidak bisa dianggap baik-baik saja.

"Narasi ini disampaikan tanpa dukungan bukti dan hanya asumsi dengan narasi tendensius. Seharusnya jika menemukan kejanggalan dalam pelaksanaan pemilu sebagai ahli hukum melapor ke Bawaslu," ungkapnya.

Ferry Amsar yang juga berperan  dalam film tersebut juga dinilai menyampaikan narasi minor karena mengungkap hal tanpa bukti.