Harga Beras Naik, KDM Bandingkan dengan Harga Skincare dan Rokok

KDM cek harga beras di salah satu pasar Subang
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Mantan Bupati Purwakarta, yakni Kang Dedi Mulyadi (KDM) hingga kini masih aktif mengawal setiap laju pembangunan serta terus hadir membantu kesulitan masyarakat khususnya di Jawa Barat.

Pria yang juga sempat menjabat Ketua Komisi IV DPR RI itu kini menyoroti naiknya harga beras yang kian meroket. KDM mengecek langsung harga beras di salah satu pasar di Subang.

Berdasarkan temuannya, stok beras biasa maupun yang premium hingga saat ini masih aman. Meski demikian, harga tembus Rp.18 ribu perkilo untuk beras premium.

KDM cek harga beras di salah satu pasar Subang

Photo :
  • Istimewa

“Setiap hari makan nasi dari beras tapi tidak pernah menghargai sawah dan buruh tani. Terus-terusan beras harus murah tapi setiap hari perumahan, pabrik, ruko dibangun dengan menggusur sawah,” ucap KDM

KDM mendorong, peristiwa kenaikan beras ini dijadikan pelajaran bagi semua pihak agar tidak meremehkan keberadaan sawah.

Sebab menurutnya, semakin berkurangnya luasan sawah akan menurunkan angka produksi yang berimbas pada harga beras.

KDM juga menilai pola pikir masyarakat juga perlu diubah agar bisa mengalokasikan keuangan secara baik dan tidak terjebak dalam konsumerisme.

“Harga skincare, rokok, HP, motor, baju naik diam saja tetap pada beli, giliran harga beras yang naik ribut semuanya serasa dunia mau kiamat,” ujarnya.

Ia mencontohkan, untuk satu kali membeli paket skincare orang rela mengeluarkan uang minimal Rp 150 ribu per bulan. Begitupun orang rela merogoh minimal Rp 20 ribu demi membeli satu bungkus rokok per hari.

Jika dibandingkan harga beras uang tersebut bisa untuk membeli minimal 10 kg beras. Sementara hitungan BPS dan Kementan tahun 2022 rata-rata orang mengkonsumsi beras 0,222 kg per hari yang artinya 10 kg beras bisa untuk sekitar 40-45 hari.

“Jadi utamakan itu bukan yang dipakai tapi yang diutamakan itu yang dimakan. Di kita itu suka terbalik mending makan hanya pakai sambal daripada tidak pakai gelang,” ucapnya.

Ke depan, kata KDM, tugas pemerintah tidak hanya memastikan ketersediaan dan meningkatkan produktivitas pangan tapi juga memperbaiki mindset atau pola pikir masyarakat.