Dedi Mulyadi: Rakyat Maunya Hak Angkut Bukan Hak Angket

Dedi Mulyadi
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Kang Dedi Mulyadi (KDM) menilai wacana hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024 bukanlah keinginan rakyat. Sebab rakyat saat ini hanya ingin hidup tenang terlebih dalam hitungan hari akan memasuki Bulan Ramadan.

Hal tersebut diungkapkan KDM di Safari Cinta KDM di Desa Jagara, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jumat 8 Maret 2024 malam. Mulanya KDM menceritakan alasan dirinya habis-habisan mendukung Prabowo Subianto sebagai presiden.

Menurutnya Prabowo adalah adalah sosok yang Ikhlas, tidak banyak cerita soal kebaikan diri sendiri. Dari keikhlasan tersebut kini berbuah manis yakni kemenangan telak satu putaran dengan dipilih oleh 58 persen warga Indonesia.

Ia pun mendukung penuh program makan siang gratis yang akan digulirkan pada pemerintahan Prabowo mendatang. Bagi KDM, persoalan pembangunan infrastruktur adalah hal yang mudah asalkan betul dalam perencanaan. Justru yang sulit adalah merombak mental.

“Mau siapapun presidennya, gubernurnya, walikota dan bupatinya kalau mental rakyat tidak bisa diubah negara tidak akan pernah maju,” ujar KDM.

KDM tak habis pikir pada orang-orang yang menolak program tersebut. Padahal dalam setiap hari para pejabat dan politisi mendapatkan makan siang gratis yang bersumber dari keuangan negara.

Contohnya, kata KDM, setiap pejabat memiliki anggaran makan dan minum. Begitupun para politisi yang duduk di legislatif selalu disiapkan camilan dan makan dalam setiap kegiatan baik rapat maupun kunjungan kerja.

“Pak Prabowo hanya prihatin melihat anak Indonesia gizinya belum bagus, ia ingin anak Indonesia tumbuh sehat dan kuat, kok malah diprotes. Seolah rakyat hanya sebagai alat propaganda, padahal mereka (yang menolak) membela perut sendiri,” ucapnya.

Tak hanya soal makan siang gratis, KDM pun mempertanyakan sejumlah pihak yang saat ini mewacanakan untuk melakukan hak angket untuk mengusut dugaan kecurangan pemilu. Baginya jika itu terus bergulir maka pansus akan memeriksa dirinya sendiri.

“Rakyat maunya hak angkut bukan hak angket. Rakyat ingin diangkut oleh negara agar sekolah gak bayar, ke rumah sakit gak bayar, ingin diangkut oleh pemerintah supaya hidupnya subur, makmur, gemah ripah loh jinawi,” ujar Kang Dedi Mulyadi.