Politisi Dedi Mulyadi : Petani Minta Keadilan Mulai dari Harga Gabah Di Atas 800 Ribu
- Istimewa
“Kalau saya berani pupuk tidak disubsidi asal harga gabahnya minimal Rp 800 ribu per kuintal,” lanjut petani tersebut.
Selain soal pupuk, petani tersebut juga menceritakan seharusnya ia bisa mendapatkan uang tambahan dari sawah 200 bata miliknya di desa lain. Sayangnya sawah tersebut saat ini tak bisa digarap karena mengalami kekeringan akibat irigasi rusak dan terhalang banyaknya pembangunan perumahan baru. Senada dengan sang petani, KDM pun setuju jika pemerintah mengalihkan subsidi pupuk ke pembelian gabah petani. Menurutnya cara tersebut dinilai lebih efisien dan menguntungkan para petani.
“Mengalihkan subsidi pupuk ke pembelian gabah petani. Petani tidak akan lagi minta pupuk disubsidi jika harga jual gabah di atas Rp 800 ribu,” ujarnya.
Nantinya, kata KDM, pemerintah melalui Bulog bertugas membeli gabah petani dengan harga tersebut. Tetapi Bulog harus memiliki gudang yang baik karena saat ini rata-rata belum memenuhi persyaratan. “Ini PR kita ke depan,” kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu.
Pria yang juga mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu juga menyayangkan banyaknya lahan pertanian yang tergerus oleh perumahan dan industri. Padahal kebutuhan pangan terus meningkat. Sehingga ke depan dikaji ulang berbagai kebijakan agar para petani bisa menikmati untung dari hasil panen mereka. (*)