Dedi Mulyadi Temui Keluarga Buronan yang Bacok Pekerja Jembatan Penghubung Purwakarta Subang
- Istimewa
VIVAJabar – Keberadaan preman yang melakukan pemalakan dan pembacokan terhadap pekerja Jembatan Cihambulu masih misterius. Pelaku diduga kabur ke daerah lain setelah kasusnya viral. Seperti diketahui perbaikan Jembatan Cihambulu yang sudah enam tahun rusak menghubungkan Purwakarta dan Subang itu dilakukan menggunakan dana pribadi Kang Dedi Mulyadi (KDM). Pekerjaan sempat tersendat karena ulah premanisme yang meresahkan para pekerja.
Kemarin KDM mendatangi rumah pelaku yang ternyata berada di belakang jembatan. Di sana ia bertemu dengan istri pelaku bernama Eneng. Pelaku yang bernama Arifin alias Ipin itu ternyata baru menjalani hukuman 4 tahun penjara karena kasus narkoba. “Setelah kejadian sampai sekarang tiga hari belum pulang lagi ke rumah,” ucap Eneng saat ditanya keberadaan suaminya oleh Dedi Mulyadi, Senin 25 Maret 2024.
Menurut Eneng, sejak keluar penjara suaminya belum punya pekerjaan. Sementara untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari Eneng membuka warung dengan penghasilan bersih Rp 30-50 ribu per hari. Uang tersebut ia gunakan untuk makan ibunya dan dua anak adik yang kini tinggal bersama.
Eneng mengaku tak pernah ikut campur penghasilan suaminya. Sebab jika ditanya sumber uang ia selalu dimarahi. “Paling kasih uang Rp 100 ribu itu pun gak setiap hari, makanya saya makan dari jualan warung saja,” katanya.
Saat ini keberadaan Ipin masih misterius. Bahkan Eneng mengaku tak bisa menghubungi nomor suaminya pasca kejadian. “Aa (Ipin) cepat pulang, segera selesaikan masalahnya sama Pak Dedi dan Pak Lurah,” ucap Eneng.
Sementara itu KDM berharap Ipin cepat pulang dan menjalani proses di kepolisian karena sudah dilaporkan. Meski begitu KDM tetap membuka pintu maaf asalkan Ipin bisa berjanji tak akan membuat keonaran kembali.
“Kan sekarang suami gak ada jangan sampai berbuat kriminal lagi, suruh pulang, warungnya saya beri bantuan modal. Jangan berbuat kriminal lagi kan sudah ada bantuan modal,” ujar KDM sambil memberikan amplop berisi sejumlah uang.
Ia berharap dengan bantuan modal tersebut Ipin bisa membantu istrinya berjualan tanpa lagi mengganggu proyek atau membuat keonaran yang mengarah pada tindakan melawan hukum. “Sekarang terpenting pulang, minta maaf jangan sekali-kali lagi, proyek siapapun tidak boleh diganggu,” pungkas Kang Dedi Mulyadi. (********)