Melihat Tradisi Penyapu Koin Bertaruh Nyawa di Pantura Indramayu
- Istimewa
Sementara itu KDM menilai tradisi yang bermula dari tolak bala itu sangat membahayakan. Namun hal tersebut telah menjadi kebiasaan sehingga meski berulang kali ditertibkan terus muncul.
“Ini tradisi yang mengertikan juga. Tapi sekarang agak mending karena ada tol jadi relatif kendaraan lebih landai tidak seperti dulu lagi,” ujar KDM.
Hingga kini ada dua versi yang diungkapkan para penyapu koin terkait asal tradisi tersebut. Versi pertama menyebutkan legenda melempar koin di Jembatan Lewo untuk menghindari hal buruk. Konon jembatan tersebut menyimpan kisah mistis kembar Saedah dan Saini yang menjelma menjadi buaya putih dan pohon bambu.
Versi kedua adalah kecelakaan bus di sekitar lokasi yang menewaskan puluhan transmigran asal Boyolali yang akan berangkat ke Sumatera Barat pada tahun 1974 silam. Para korban tewas dimakamkan di sekitar lokasi dan masih sering dikunjungi oleh keluarganya.
Setiap keluarga berziarah memiliki kebiasaan melemparkan koin di Pantura yang menjadi lokasi kecelakaan. Tujuan mereka sebagai tolak bala. Dari situlah setiap tahun muncul warga yang berebut koin dengan membawa sapu.