Ade Patas, Mantan Kades yang Sukses jadi Raja UMKM Buah Nanas di Subang
Jabar – Sosok pria berperawakan gemuk berusia 57 tahun terlihat mondar-mandir di lokasi produksi olahan buah nanas yang berada samping rumahnya.
Yap, dialah pemilik pusat oleh-oleh khas Subang Alam Sari Desa Tambak Mekar, Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang, Ade Patas.
Ditemui Viva Jabar, Ade Patas menceritakan awal usaha UMKM-nya yang menggunakan buah nanas untuk diolah menjadi penganan lain hingga menghasilkan omzet Rp100 juta per bulan.
"Alhamdulillah untuk membuat produk, saya menghabiskan 7 Kuintal buah nanas per hari, dengan Omzet per bulan tidak kurang dari Rp100 juta," ujarnya seraya tersenyum.
Berawal dari keinginannya mencari penghasilan tambahan, mantan Kades Tambak Mekar tahun 1997 itu, membuat kelompok UMKM dari ibu - ibu PKK, dengan memanfaatkan potensi buah nanas yang tumbuh subur di lingkungan desa.
"Sebelum saya berhenti menjadi Kades, saya membuat kelompok usaha dodol dari buah nanas," kenang pria yang kerap diundang sebagai narasumber di berbagai kegiatan UMKM itu.
Olahan buah nanas yang dijadikan dodol, wajit, kerupuk, keripik,sirup, sistik, manisan, coklat itu sukses di pasaran. Peminatnya pun berasal dari dalam dan luar daerah.
Kelihaian memasarkan produk guna menggaet konsumen pun terus dilakukannya. Mulai dari menitipkan produk ke toko- toko, juga ke tempat wisata.
"Ada 50 toko yang tersebar di daerah Bandung dan Subang yang seperti Kartika, D'Casetlo, Ciater dan lainnya," tambah Ade.
Tidak hanya itu, untuk memperluas skala pemasaran, e- commerce pun dirambahnya seperti shopee, dan marketplace lainnya.
Memperkerjakan 12 karyawan, serta memiliki alat produksi senilai Rp20 miliaran. Usahanya yang berkonsep home industri itu kerap dikunjungi artis papan atas serta pejabat-pejabat dari luar daerah.
"Slank, si Gundul, Anang Hermansyah, pejabat dari Kemenkop, Bupati, HIPMI pusat, pernah datang ke sini," kata dia.
Ade mengaku, hasil dari usaha yang digelutinya, bisa menguliahkan ketiga anaknya lulus sarjana, umroh, membeli kendaraan, hingga membeli aset dan property.
Ia pun berpesan kepada para pelaku UMKM, agar selalu konsisten dalam berwirausaha. Tidak selalu mendengarkan hal yang negatif dari orang lain, jujur dan bisa menjaga kepercayaan.
"Usaha saya pernah terjun bebas saat covid-19 melanda. Banyak kritikan, dan omongan yang tak pantas untuk diri saya, tapi apa yang saya lakukan? Saya tutup telinga, saya terus konsisten, berusaha bangkit dari keterpurukan. Dan akhirnya omzet saya naik lagi," katanya sambil menutup pembicaraan.
Sementara itu, fungsional bidang UMKM, Hari Sobari menyebut Ade Patas adalah raja UMKM buah nanas. Hal itu dikarenakan mantan Kades itu bisa bertahan dan berinovasi dari gempuran penganan UMKM yang tiap saat selalu up to date.
"Dia-lah raja UMKM nanas sesungguhnya di Subang, sering menjadi narasumber, dan mengikuti bazzar tingkat nasional," kata Hari
Jabar – Sosok pria berperawakan gemuk berusia 57 tahun terlihat mondar-mandir di lokasi produksi olahan buah nanas yang berada samping rumahnya.
Yap, dialah pemilik pusat oleh-oleh khas Subang Alam Sari Desa Tambak Mekar, Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang, Ade Patas.
Ditemui Viva Jabar, Ade Patas menceritakan awal usaha UMKM-nya yang menggunakan buah nanas untuk diolah menjadi penganan lain hingga menghasilkan omzet Rp100 juta per bulan.
"Alhamdulillah untuk membuat produk, saya menghabiskan 7 Kuintal buah nanas per hari, dengan Omzet per bulan tidak kurang dari Rp100 juta," ujarnya seraya tersenyum.
Berawal dari keinginannya mencari penghasilan tambahan, mantan Kades Tambak Mekar tahun 1997 itu, membuat kelompok UMKM dari ibu - ibu PKK, dengan memanfaatkan potensi buah nanas yang tumbuh subur di lingkungan desa.
"Sebelum saya berhenti menjadi Kades, saya membuat kelompok usaha dodol dari buah nanas," kenang pria yang kerap diundang sebagai narasumber di berbagai kegiatan UMKM itu.
Olahan buah nanas yang dijadikan dodol, wajit, kerupuk, keripik,sirup, sistik, manisan, coklat itu sukses di pasaran. Peminatnya pun berasal dari dalam dan luar daerah.
Kelihaian memasarkan produk guna menggaet konsumen pun terus dilakukannya. Mulai dari menitipkan produk ke toko- toko, juga ke tempat wisata.
"Ada 50 toko yang tersebar di daerah Bandung dan Subang yang seperti Kartika, D'Casetlo, Ciater dan lainnya," tambah Ade.
Tidak hanya itu, untuk memperluas skala pemasaran, e- commerce pun dirambahnya seperti shopee, dan marketplace lainnya.
Memperkerjakan 12 karyawan, serta memiliki alat produksi senilai Rp20 miliaran. Usahanya yang berkonsep home industri itu kerap dikunjungi artis papan atas serta pejabat-pejabat dari luar daerah.
"Slank, si Gundul, Anang Hermansyah, pejabat dari Kemenkop, Bupati, HIPMI pusat, pernah datang ke sini," kata dia.
Ade mengaku, hasil dari usaha yang digelutinya, bisa menguliahkan ketiga anaknya lulus sarjana, umroh, membeli kendaraan, hingga membeli aset dan property.
Ia pun berpesan kepada para pelaku UMKM, agar selalu konsisten dalam berwirausaha. Tidak selalu mendengarkan hal yang negatif dari orang lain, jujur dan bisa menjaga kepercayaan.
"Usaha saya pernah terjun bebas saat covid-19 melanda. Banyak kritikan, dan omongan yang tak pantas untuk diri saya, tapi apa yang saya lakukan? Saya tutup telinga, saya terus konsisten, berusaha bangkit dari keterpurukan. Dan akhirnya omzet saya naik lagi," katanya sambil menutup pembicaraan.
Sementara itu, fungsional bidang UMKM, Hari Sobari menyebut Ade Patas adalah raja UMKM buah nanas. Hal itu dikarenakan mantan Kades itu bisa bertahan dan berinovasi dari gempuran penganan UMKM yang tiap saat selalu up to date.
"Dia-lah raja UMKM nanas sesungguhnya di Subang, sering menjadi narasumber, dan mengikuti bazzar tingkat nasional," kata Hari