Diwarnai Penyanderaan Truk BBM, KDM Mediasi Demo Warga ke Pertamina Soal Pembebasan Lahan
- Istimewa
VIVA Jabar – Demo warga ke Depo Pertamina Cikampek pada Senin kemarin sempat diwarnai penyanderaan truk BBM. Bahkan warga sempat menutup jalan sehingga arus lalu lintas terganggu.
Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang sedang melintas di lokasi langsung turun dari kendaraan untuk menenangkan warga. Ia meminta warga demo dengan tertib agar tidak membuat macet jalan.
“Demonya tidak boleh mengganggu ketertiban lalu lintas, orang lain hari ini banyak yang berkepentingan. Ini jalur strategis, semua masalah bisa diselesaikan dengan baik,” ucap KDM menenangkan warga.
Saat ditanya warga mengatakan demo tersebut terkait pencemaran udara, banjir dan bising yang berasal dari Depo Pertamina. Tak hanya itu warga juga minta pembebasan lahan karena khawatir terjadi ledakan atau kebakaran sebab rumahnya berdekatan dengan tembok pembatas.
“Dari lahir saya sudah di sini, kalau depo ini baru sekitar 20 tahunan, jadi duluan kita ada. Kita tidak mau kalau terjadi ledakan warga yang jadi korbannya,” kata salah seorang ibu yang ikut demo.
Beberapa saat kemudian KDM pun diperkenankan masuk ke area depo untuk memediasi warga dengan Pertamina. Sebelum masuk ia meminta warga tak lagi menyandera kendaraan truk yang mengangkut BBM dan gas yang sejak awal tidak boleh keluar depo.
“Mau dibantu kan untuk negosiasi? Saya tanggung jawab, saya akan bereskan masalah ini tapi kita saling menghargai. Layanan tidak boleh terganggu, saya minta jalan steril dan truk diperbolehkan beroperasi,” pinta KDM pada warga.
Meski sempat mendapat penentangan dari sejumlah warga namun akhirnya truk-truk tersebut bisa kembali beroperasi mendistribusikan BBM dan gas. Selanjutnya KDM bersama perwakilan warga langsung menemui pihak pertamina.
Dalam mediasi tersebut Fuel Terminal Manajer Depo Pertamina Cikampek Syahwin Saleh menjelaskan buffer zone sudah terpenuhi dengan membuat pagar pembatas 50 meter dari tangki. Sementara untuk bau dan bising, ia menyebut bisa berasal dari pabrik lain di sekitar yang memproduksi bahan kimia.
Sementara itu warga menegaskan bau yang menyengat sangat khas seperti BBM. Begitupun soal buffer zone, warga memiliki gambar bahwa area steril dihitung dari luar pagar bukan tangki.
Terkait kedua pendapat tersebut, KDM pun akan meminta pihak terkait untuk menguji dugaan pencemaran udara dan tingkat kebisingan. Begitu pun soal buffer zone akan dikaji oleh Dinas Tata Ruang apakah sudah memenuhi syarat atau tidak.
“Kita harus berbicara sesuai fakta dan data, maka ini semua harus diuji oleh ahlinya. Apabila keputusan pihak terkait mengharuskan rumah warga bergeser dari batas tembok maka harus segera dieksekusi. Posisi saya ke pertamina membela, ke rakyat membela, karena kita sama-sama cari solusi,” ucapnya.
Mediasi dan negosiasi pun berjalan lancar. Kedua belah pihak setuju akan dilakukan kajian secara independen yang nantinya akan dirumuskan dalam sebuah rekomendasi apakah perlu adanya pembebasan lahan atau tidak.
Usai mediasi, KDM pun kembali keluar dan menemui ratusan warga yang tidak ikut ke dalam. Ia memastikan semuanya berjalan lancar dan keputusan untuk pembebasan lahan maksimal akan dilakukan pada tahun 2025 mendatang.