Keluarga Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Pernikahan Sesama Pria di Cianjur
- Istimewa
VIVAJabar – Pernikahan AK seorang pria warga Desa Wangunjaya, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur menggemparkan lini masa media sosial dan media massa. Pasalnya ia menikahi Adinda Kanza Azahra yang ternyata juga seorang pria berinisial ESH.
Kang Dedi Mulyadi (KDM) berkunjung ke Desa Wangunjaya untuk memberikan dukungan moral dan moril terhadap korban dan keluarganya. Sebab pasca viral AK mengalami syok.
“Sekarang (AK) lagi di rumah kakeknya, masih syok,” ujar Daud orang tua AK pada Dedi Mulyadi, Kamis 9 Mei 2024.
Daud mengatakan, anaknya itu dikenal jarang bergaul dan lebih banyak aktif di masjid. Sehari-hari ia bekerja membantu pekerjaan seorang staf TU di salah satu sekolah dekat rumah.
“Anaknya belum pernah pacaran. Katanya kenal Adinda atau ESH ini dari Facebook. Mukanya tidak pernah kelihatan karena selalu pakai cadar, selama kenal katanya (ESH) suka dikasih uang,” katanya.
Menurutnya ESH pernah dua kali ke rumah AK. Pada pertemuan itu ESH mengaku ayah dan ibunya telah meninggal, hidup sebatang kara tidak punya saudara.
Hingga akhirnya pada 12 April 2024 pukul 8.00 WIB, keduanya pun menikah dengan mahar emas dan seperangkat alat salat senilai Rp 4 juta. Keluarga pun membuat pesta kecil-kecilan merayakan pernikahan tersebut.
Sepekan kemudian, Daud sebagai orang tua menanyakan kesan anaknya setelah menikah. Namun Daud dibuat kaget ternyata selama menikah ESH tidak mau ‘disentuh’ oleh AK.
“Katanya tidak mau disentuh, kemudian payudaranya rata seperti laki-laki. Setiap hari pakai cadar terus, suaranya seperti perempuan tapi agak besar. Dari situ saya mulai curiga,” ucapnya.
Daud pun langsung melakukan penelusuran keluarga ESH. Ia yakin tak ada seorang pun yang hidup sebatang kara, minimal memiliki saudara.
“Ternyata ada yang kenal ini mah bukan Adinda tapi ESH warga Desa Jayapura, Kecamatan Cidaun. Kemudian ada kepala dusunnya datang ke rumah bertemu anak saya dan ketahuan ternyata benar Adinda ini bukan perempuan,” ujarnya.
Sejak saat itulah AK menjadi syok dan memilih berdiam diri di rumah kakeknya. Meski sempat dilaporkan ke polisi namun kasus ini berakhir damai karena keluarga korban merasa kasihan terhadap orang tua ESH yang ternyata masih hidup.
“Sekarang gak tahu ke mana Adinda ini. Tidak diproses kepolisian karena kita kasihan lihat orang tuanya sudah jompo,” ucap Daud.
Sementara itu KDM memberikan semangat kepada AK dan keluarga agar bisa menjalani hidup normal kembali. Ia pun memberikan bantuan uang sebagai pengganti mahar yang telah diberikan pada Adinda Kanza Azahra alias ESH.
“Uang itu kan susah hasil mengumpulkan keluarga, apalagi di desa Rp 4 juta itu besar. Saya yakin anak bapak itu baik, punya niat baik, tapi orang yang diniati baiknya tidak baik,” pungkas Kang Dedi. (*****)