Produksi Capai 51 Ribu Ton, Tingkat Konsumsi Ikan di Subang Masih Rendah
- Yugo Erospri
Jabar – Meski Kabupaten Subang menghasilkan ikan air tawar dan payau sebanyak 51.884.Ton dengan nilai transaksi Rp1 triliun lebih pada tahun 2023, namun tingkat konsumsi ikan masyarakatnya masih rendah.
Target dari Provinsi Jawa Barat untuk Kabupaten Subang di angka 47 persen. Sementara berdasarkan data yang ada konsumsi ikan masih di bawah 43 persen.
"Gemar makan ikan? Kita masih di bawah 43 persen dari target provinsi Jabar yaitu 47 persen," ujar Fungsional Bidang Air Tawar Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang, Andriana Lesmana pada Viva Jabar, Senin (1/7).
Padahal, menurut dia, produktivitas ikan air tawar dan payau di Kabupaten Subang lumayan tinggi. Hal tersebut terlihat dari lahan seluas 73 ribu meter yang digunakan 2500 pembudidaya bisa menghasilkan 51.884 ton. Di antaranya 34.806.53 ikan air payau, 10.774.39 ikan air tawar, dan 6.304.03 ikan air deras.
Permasalahan gemar makan ikan di tiap daerah memang menjadi permasalahan, karena masyarakat lebih memilih komoditas lain. Seperti telur, tahu, tempe, dengan pertimbangan harga.
Andriana mengatakan, pihaknya telah berupaya untuk menggenjot tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Subang. ulai dari edukasi dan sosialisasi, namun tetap hak untuk mengkonsumsi ikan ada di tangan masyarakat.
"Ada stigma di masyarakat Subang, makan ikan itu mahal, makanya lebih memilih telur, tahu, tempe," ungkapnya.
Selanjutnya, masalah pakan yang kian mahal menjadi salah satu kendala para Pembudi daya untuk berproduksi. Oleh karenanya pihak Dinas Kelautan dan Perikanan meminta kelompok Pembudi daya agar bisa memproduksi pakan ikan lokalan (mandiri).
"Harga pakan ikan emas dan Nila saat ini mencapai Rp12.500 perkilogram, dengan harga jual ikan Rp30 ribu perkilogramnya, " katanya.
Sementara itu, warga Dawuan Subang, Evi Puspitasari mengatakan lebih memilih mengkonsumsi telur dan ayam, dibandingkan ikan.
"Ikan mahal, mending telur bisa dapet banyak dan murah," ucapnya
Jabar – Meski Kabupaten Subang menghasilkan ikan air tawar dan payau sebanyak 51.884.Ton dengan nilai transaksi Rp1 triliun lebih pada tahun 2023, namun tingkat konsumsi ikan masyarakatnya masih rendah.
Target dari Provinsi Jawa Barat untuk Kabupaten Subang di angka 47 persen. Sementara berdasarkan data yang ada konsumsi ikan masih di bawah 43 persen.
"Gemar makan ikan? Kita masih di bawah 43 persen dari target provinsi Jabar yaitu 47 persen," ujar Fungsional Bidang Air Tawar Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang, Andriana Lesmana pada Viva Jabar, Senin (1/7).
Padahal, menurut dia, produktivitas ikan air tawar dan payau di Kabupaten Subang lumayan tinggi. Hal tersebut terlihat dari lahan seluas 73 ribu meter yang digunakan 2500 pembudidaya bisa menghasilkan 51.884 ton. Di antaranya 34.806.53 ikan air payau, 10.774.39 ikan air tawar, dan 6.304.03 ikan air deras.
Permasalahan gemar makan ikan di tiap daerah memang menjadi permasalahan, karena masyarakat lebih memilih komoditas lain. Seperti telur, tahu, tempe, dengan pertimbangan harga.
Andriana mengatakan, pihaknya telah berupaya untuk menggenjot tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Subang. ulai dari edukasi dan sosialisasi, namun tetap hak untuk mengkonsumsi ikan ada di tangan masyarakat.
"Ada stigma di masyarakat Subang, makan ikan itu mahal, makanya lebih memilih telur, tahu, tempe," ungkapnya.
Selanjutnya, masalah pakan yang kian mahal menjadi salah satu kendala para Pembudi daya untuk berproduksi. Oleh karenanya pihak Dinas Kelautan dan Perikanan meminta kelompok Pembudi daya agar bisa memproduksi pakan ikan lokalan (mandiri).
"Harga pakan ikan emas dan Nila saat ini mencapai Rp12.500 perkilogram, dengan harga jual ikan Rp30 ribu perkilogramnya, " katanya.
Sementara itu, warga Dawuan Subang, Evi Puspitasari mengatakan lebih memilih mengkonsumsi telur dan ayam, dibandingkan ikan.
"Ikan mahal, mending telur bisa dapet banyak dan murah," ucapnya