Waspada Uang Politik Mengintai Pemilu 2024
- Istimewa
VIVA Jabar –Jelang Pilkada 2024 politik uang saat ini tengah semakin merak terjadi seperti dalam keterangan tertulisnya direktur eksekutif algoritma research dan consulting Aditya Perdana telah mengatakan kepada publik untuk terus berhati-hati dan tetap selektif.
"Hati-hati maraknya politik uang yang dilakukan dengan cara konvensional ataupun digital. Modus politik uang tentu semakin canggih dan perlu menjadi perhatian serius oleh Bawaslu RI," terangnya.
Dia juga telah menghimbau kepada masyarakat untuk tetap permisif terhadap praktik uang politik bahkan diantara yang setuju tersebut akan memilih kuku yang memberikan uang.
"Ini menunjukkan potensi politik uang akan tetap tinggi mempengaruhi pilihan pemilih nanti," cetusnya.
Akademisi universitas Indonesia saat ini telah memprediksi bahwa tingkat partisipasi masyarakat akan tetap tinggi dan tidak jauh beda dengan pemilu lalu yakni lebih dari 75%.
"Namun, yang perlu diperhatikan tentu bagaimana pemilih tetap memiliki kemandiriannya dalam menentukan pilihan, bukan diarahkan atas dasar iming-iming material ataupun hal lainnya".
Lebih lanjutnya telah diterangkan dan juga ditegaskan masa tenang ini merupakan sebuah masa yang krusial bagi pemilih untuk menentukan pilihannya, dan juga merupakan paling jitu adalah mempelajari semua hal-hal pasangan terkait dengan semua rekam jejak visi misi ataupun program yang telah ditawarkan pada semua platform di media sosial.
"Ini pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi semua pihak (peserta pemilu, penyelenggara ataupun berbagai kelompok masyarakat)," katanya
VIVA Jabar –Jelang Pilkada 2024 politik uang saat ini tengah semakin merak terjadi seperti dalam keterangan tertulisnya direktur eksekutif algoritma research dan consulting Aditya Perdana telah mengatakan kepada publik untuk terus berhati-hati dan tetap selektif.
"Hati-hati maraknya politik uang yang dilakukan dengan cara konvensional ataupun digital. Modus politik uang tentu semakin canggih dan perlu menjadi perhatian serius oleh Bawaslu RI," terangnya.
Dia juga telah menghimbau kepada masyarakat untuk tetap permisif terhadap praktik uang politik bahkan diantara yang setuju tersebut akan memilih kuku yang memberikan uang.
"Ini menunjukkan potensi politik uang akan tetap tinggi mempengaruhi pilihan pemilih nanti," cetusnya.
Akademisi universitas Indonesia saat ini telah memprediksi bahwa tingkat partisipasi masyarakat akan tetap tinggi dan tidak jauh beda dengan pemilu lalu yakni lebih dari 75%.
"Namun, yang perlu diperhatikan tentu bagaimana pemilih tetap memiliki kemandiriannya dalam menentukan pilihan, bukan diarahkan atas dasar iming-iming material ataupun hal lainnya".
Lebih lanjutnya telah diterangkan dan juga ditegaskan masa tenang ini merupakan sebuah masa yang krusial bagi pemilih untuk menentukan pilihannya, dan juga merupakan paling jitu adalah mempelajari semua hal-hal pasangan terkait dengan semua rekam jejak visi misi ataupun program yang telah ditawarkan pada semua platform di media sosial.
"Ini pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi semua pihak (peserta pemilu, penyelenggara ataupun berbagai kelompok masyarakat)," katanya