Korban Meninggal Gempa Dahsyat di Turki dan Suriah Bertambah Jadi 4.600 Jiwa
- npr.org via VIVA.co.id
VIVA Jabar– Korban meninggal akibat gempa di Turki dan Suriah kembali bertambah menjadi 4.600 jiwa pada pada Selasa, 7 Februari 2022.
Ratusan gedung di wilayah perbatasan negara itu hancur akibat gempa berkekuatan 7,8 skala richter (SR).
Negara-negara di seluruh dunia mengirim tim untuk membantu upaya penyelamatan, tetapi upaya penyelamatan mereka terhambat oleh suhu yang sangat dingin.
Melansir dari Viva.co.id, sejauh ini terjadi hampir 200 gempa susulan, yang membuat pencarian menjadi tidak stabil.
Nurgul Atay, korban terdampak gempa mengatakan bahwa dia dapat mendengar suara ibunya di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di kota Antakya, ibu kota Provinsi Hatay.
Namun, upayanya dan tim evakuasi untuk masuk ke reruntuhan itu sia-sia tanpa adanya alat berat untuk membantu.
Di seberang Provinsi Hatay, tepat di barat daya pusat gempa, para pejabat mengatakan sebanyak 1.500 bangunan hancur dan banyak orang melaporkan kerabat mereka terperangkap di bawah reruntuhan tanpa bantuan atau tim penyelamat datang.
Sebelumnya diwartakan, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan gempa berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Turki pada Senin, 6 Februari 2022.
Gempa terjadi pada pukul 04:17 waktu setempat, di kedalaman 17,9 km (11 mil) di dekat kota Gaziantep.
Sejumlah negara di dunia telah menawarkan bantuan atas bencana gempa dahsyat yang menewaskan ribuan korban jiwa di Turki dan Suriah.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan selain NATO dan Uni Eropa, lebih dari 40 negara sudah menawarkan bantuan ke Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan rakyat bersatu usai gempa dahsyat mengguncang negaranya.
Erdogan meminta agar rakyatnya bisa bersatu dan meningkatkan solidaritas di tengah ujian pasca gempa di negara tersebut.
Dia mengatakan gempa kali ini adalah yang terbesar sejak 1939. "Pada pukul 4:17 pagi kita diguncang oleh bencana terbesar sejak gempa Erzincan 1939. Kita sudah mengalaminya pada abad lalu," kata Erdogan.