Tegas! MUI Minta Masyarakat Indramayu Tidak Ikuti Pendidikan Ponpes Al-Zaytun
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar – Kerap memunculkan hal-hal yang bersifat kontroversial, Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun di Indramayu kerap mendapat hujatan dan tudingan sesat dari berbagai pihak. Bahkan, ribuan massa yang tergabung dalam Forum Indramayu Menggugat (FIM) sempat berunjuk rasa ke Ponpes asuhan Panji Gumilang itu.
Sederet kontroversi yang sudah mengemuka diantara adalah pernyataan Panji Gumilang bahwa Indonesia merupakan tanah yang suci, sehingga menurut pimpinan Ponpes Al-Zaytun itu orang-orang tak perlu memiliki keinginan untuk memati di dua kota suci umat Islam yakni Mekkah dan Madinah.
Tak cukup sampai disitu, muncul pula kabar bahwa Ponpes yang terletak di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat itu membolehkan zina karena dosa perbuatan keji tersebut dapat ditebus dengan uang.
Hal-hal nyeleneh tersebut, tidak hanya menuai protes dari masyarakat sekitarnya. Tapi juga memantik perhatian Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu. Bahkan, MUI setempat menyebut Ponpes Al-Zaytun jauh dari Syari'at yang dianut umat Islam secara umum.
Menanggapi hal itu, Ketua MUI Indramayu, KH. M. Syatori menegaskan beberapa poin yang menjadi perhatiannya. Menurutnya, syariat islam yang diajarkan oleh ponpes Al-Zaytun sangat tidak sama dengan umat Islam pada umumnya. Mulai dari tata salat, puasa hingga haji yang dianggap tidak umum dengan ajaran islam.
"Al Zaytun dengan segala yang terjadi di akhir-akhir ini. Pertama bahwa Al Zaytun Syariat yang dikembangkan sangat tidak sama dengan tata cara peribadatan umat Islam pada umumnya, sholatnya, puasanya, hajinya, bahkan viral di media sosial haji tidak harus di Mekkah atau Madinah, cukup di haji di Indonesia sebab disamakan bahwa negara Indonesia tanahnya adalah tanah yang suci. Itu sangat tidak sesuai sekali dengan syariat-syariat islam pada umumnya," ujarnya dilansir dari intipseleb.com pada Ahad, 18 Juni 2023.