Panji Gumilang Yakini Ada yang Mau Merebut Ponpes Al Zaytun Darinya
- VIVA Jabar
VIVA Jabar – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Panji Gumilang meyakini di tengah polemik yang memanas ini, ada pihak-pihak yang berusaha merebut Al Zaytun dengan melontarkan isu sesat secara beruntun kepadanya.
Dia menegaskan bahwa pesantren yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat itu tidak bisa dipisahkan dari genggamannya “umpama” gula dan rasa manis atau garam dan rasa asin. Hal ini dikatakan Panji Gumilang saat hadir di program Kick Andy.
"Inilah dalam rangka mau menghancurkan pendidikan bangsa ini. Sudah pun belum bisa membangun tempat pendidikan seperti ini, kemudian menginginkan punya seperti ini, kemudian menyarankan untuk dipisahkan antara pimpinan dan proyeknya nanti dikuasai dengan mudah," ujar Panji Gumilang seperti dikutip Senin 3 Juli 2023.
Terkait hal itu, Panji Gumilang mengingatkan kepada pihak-pihak yang memiliki upaya demikian bahwa Al Zaytun masih berdiri di Indonesia. Dia sebagai pemimpin juga tunduk dengan aturan yang ada seperti Undang-Undang 1945 serta Pancasila.
Panji mengajak apabila ada yang ingin memiliki lembaga seperti Al Zaytun untuk berkolaborasi dengan mendirikan bangunan dan sistem serupa. “Yang fair saja. Ayo kita bangun lagi (Ponpes yang baru). Begitu," kata dia.
Lebih lanjut, soal pernyataannya tersebut, Panji mengaku ia sedang tidak menuduh pihak tertentu. Namun, dia menilai bahwa upaya masif untuk merebut Pesantren Al Zaytun adalah nyata.
Selain itu dia juga meluruskan soal pernyataan “saya komunis” yang belakangan viral setelah dia ucapkan. Menurutnya hal itu keliru dan perlu diluruskan.
“Saya (benar) mengatakan tapi ada proses mengatakannya,” ungkap dia.
Panji lantas bercerita, saat itu pengusaha asal Tiongkok datang ke Al Zaytun untuk mengecek barang yang dibeli Panji dari mereka. Lantaran kagum dengan majunya perekonomian Negeri Tirai Bambu, Panji lantas bertanya kepada si pengusaha itu soal apa agama yang mereka anut.
“China kok bisa maju cepat, saya bertanya agamamu apa, belum dia jawab, saya tanya, apakah Budha? Apakah Konghucu? Hindu? Kristian? (dia jawab) Nggak, saya Komunis,” cerita Panji
“Itu saya ceritakan kepada anak didik saya,” pungkasnya.