Problem Warga Saat Sakit, Kang Dedi: RS Rujukan Jauh, Jalannya Rusak!
- Istimewa
VIVA Jabar – Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menilai saat ini keberadaan pelayanan kesehatan di Jawa Barat masih belum memadai. Hampir seluruh pasien rujukan dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) yang berada di Kota Bandung.
Ia mengatakan, kasus ibu tewas di perjalanan saat akan melahirkan di Kabupaten Subang harus menjadi pembelajaran penting agar pemerintah lebih peka untuk mengalokasikan anggaran pada kebutuhan dasar masyarakat.
"Problem di Jawa Barat ini adalah rumah sakit rujukan. Semestinya di setiap eks karesidenan itu ada satu rumah sakit rujukan yang memadai. Karena selama ini kita tahu semuanya dirujuk ke RSHS," kata Kang Dedi Mulyadi.
Menurutnya hampir seluruh warga Jabar yang memerlukan tindakan medis lanjutan dirujuk ke RSHS yang berada di pusat Kota Bandung. Sementara banyak masyarakat yang tinggal di daerah Pantura dan Jabar selatan jaraknya sangat jauh.
Belum lagi, kata Kang Dedi, karena semua rujukan tersentral di RSHS maka masyarakat harus ekstra sabar untuk mendapatkan pelayanan medis.
"Kalau semua tersentral di RSHS kemudian menggunakan BPJS memang dilayani tapi antreannya panjang. Itu operasi saja bisa antre sampai 3 bulan. Bukan tidak dilayani tapi memang jumlah pasien yang banyak," katanya.
Ia meminta ke depan anggaran daerah di semua tingkatan difokuskan pada hal yang lebih penting seperti pelayanan kesehatan masyarakat seperti membangun atau meningkatkan kualitas untuk rumah sakit rujukan.
"Dan kita berharap rumah sakit rujukan seperti RSHS ada di setiap eks karesidenan dibanding anggaran daerah di semua tingkatan yang lebih banyak digunakan untuk hal tidak penting yang jumlahnya ratusan miliar. Lebih baik fokus pada urusan nyawa," tegas Kang Dedi.
Selain itu Kang Dedi juga meminta pelayanan kesehatan untuk bisa terintegrasi mulai dari tingkat bidan, puskesmas, rumah sakit tingkat pertama hingga ke rumah sakit rujukan.
Kang Dedi mengatakan, saat ia menjabat sebagai Bupati Purwakarta telah membuat sistem yang terintegrasi di Dinas Kesehatan. Sistem tersebut berupa operator yang akan mengarahkan harus ke mana pasien untuk mendapatkan ruangan dan pelayanan rumah sakit yang tersedia.
"Waktu dulu itu teknologi informasi belum seperti saat ini, tapi sudah dibuat sistem yang mana operator akan memandu jalannya ambulans desa harus ke RS yang kosong. Apalagi sekarang teknologi semakin berkembang seharusnya lebih mudah," ucapnya.
Hal lainnya yang ia soroti adalah infrastruktur jalan. Sebab selain masyarakat jauh untuk mengakses rumah sakit rujukan juga harus menghadapi jalan yang jelek selama perjalanan.
"Bayangin derita warga hari ini untuk menuju ke RSHS adalah sudah jalannya dari kampung itu jauh, ditambah lagi banyak yang rusak. Jadi penting membangun infrastruktur jalan itu karena sebenarnya sama dengan menyelamatkan nyawa manusia," ujar Kang Dedi Mulyadi.
Seperti diketahui belum lama ini heboh seorang ibu yang akan melahirkan meninggal di perjalanan. ibu bernama Kurnaesih warga Kampung Citombe, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang itu disebut mengalami penolakan saat akan bersalin di RSUD Ciereng Subang.
Setelah ditolak, pihak Kurnaesih dibawa ke rumah sakit yang lebih besar yakni RS Hasan Sadikin yang berada di Kota Bandung. Sayang, sang ibu dan bayi dalam kandungannya tewas saat dalam perjalanan.