Buntut dari Tak Dilepasnya Pemain, Erick Thohir Geram dan Ancam Persija Tak Bisa Gunakan JIS
- Persija Jakarta Official
Jabar – Persija Jakarta terancam tidak bisa menggunakan Jakarta International Stadium (JIS) sebagai stadion kandangnya. Kabar itu disampaikan langsung oleh Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI.
JIS sejatinya dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjadi kandang Persija. Namun stadion yang sudah selesai pada 2022 ini masih belum bisa digunakan karena beberapa kekurangan seperti rumput lapangan dan akses.
Namun, banyak kekurangan di JIS kini telah diperbaiki. Stadion berkapasitas 82.000 tempat duduk ini terpilih sebagai salah satu stadion untuk Piala Dunia U-17 2023. Artinya, Persija bisa menggunakan JIS usai Piala Dunia U-17.
Namun, rencana ini terancam gagal. Erick Thohir secara implisit berencana mempersulit perizinan JIS untuk Persija. Ini merupakan reaksi setelah Macan Kemayoran menolak melepas Rizky Ridho yang dipanggil Timnas Indonesia untuk Piala AFF U-23 2023.
Ancaman serupa juga dilontarkan terhadap PSM Makassar. Laskar Juku Eja juga menolak melepas salah satu pemainnya, Dzaky Asraf.
“Kita sedang memfasilitasi stadium untuk dimiliki PSM. Termasuk JIS ini kita renovasi untuk Persija juga, bukan hanya buat tim nasional,” kata Erick Thohir.
“Kalau mereka mikir-mikir buat bantu Merah-Putih, saya juga boleh dong mikir-mikir buat bantu klub,” lanjut Erick Thohir.
Bahkan, Erick Thohir yang geram dengan sikap Persija dan PSM karena tak mau melepas pemain yang dipanggil ke timnas. Secara khusus, dia menekankan peran yang dimainkan oleh pelatih asing dari kedua klub memengaruhi keputusan ini.
Erick Thohir percaya dia berada di posisi yang tepat untuk melarang penggunaan JIS oleh Persija. Pasalnya, negara akan menanggung biaya renovasi stadion.
“Ini ada renovasi stadion oleh pemerintah Rp1,9 triliun. Kalau klub-klub bisa gak renovasi ratusan miliar? Bisa gak klub-klub bikin stadion besar? Kan enggak,” jelas Erick Thohir.
“Berarti artinya harus ada saling keseimbangan antara pemerintah dan swasta. Kan gak bisa dong kita mau bangun sama-sama tapi mereka mau haknya saja,” tegas Erick Thohir.