Wasit Ini Dapat Teror Usai Beri Kartu Merah ke Pemain Timnas Irak
- Tangkap layar
VIVA Jabar – Laga Irak melawan Yordania pada babak 16 besar Piala Asia 2023 di. Khalifa International Stadium, Senin 29 Januari 2024, masih menyisakan cerita.
Pada laga tersebut, Yordania meraih kemenangan dramatis 3-2 usai menciptakan dua gol pada masa injury time. Kebangkitan Yordania didasarkan kekuatan Irak yang berkurang akibat bermain dengan 10 orang.
Irak harus bermain dengan 10 orang usai Aymen Hussein diganjar kartu kuning kedua oleh wasit Alireza Faghani. Penyebabnya, Hussein usai mencetak gol melakukan selebrasi yang mengebu-gebu.
Penyerang 28 tahun itu kemudian melompati pagar dan merayakan gol bersama suporter Irak di tribune stadion.
Ketika kembali ke lapangan, Hussein kembali melakukan perayaan gol. Kali ini striker klub Al Quwa Al Jawiya itu melakukan selebrasi makan di atas lapangan. Hussein duduk bersila sambil pura-pura makan.
Akibatnya, Hussein harus meninggalkan lapangan dan Irak harus tampil dengan 10 pemain karena kartu kuning kedua.
Ternyata, kartu kuning kedua atau kartu merah ini berimbas pada keselamatan wasit Alireza Faghani. Dia mendapatkan teror pembunuhan, menurut laporan ZingNews.
Bahkan, ancaman pembunuhan tak hanya menyasar kepada sang pengadil pertandingan. Melainkan juga keluarga Alireza Faghani yang berdomisili di Australia.
"Banyak suporter Irak yang mengancam dan meneror wasit (Alireza Faghani) berupa pembunuhan, bersama keluarganya yang berada di Australia," bunyi keterangan media Vietnam.
Kepemimpinan wasit memang menjadi sorotan pada laga itu. Jesus Casa, selaku pelatih Irak pun menyebut kartu merah yang diterima pemainnya, mutlak sebagai keputusan salah dari sang wasit. Dia menyebut Alireza Faghani telah merampok kemenangan Irak.
"Wasit telah merampok kemenangan kami. Dalam turnamen besar seperti Piala Asia, seorang pemain tidak bisa dikeluarkan hanya karena selebrasi," ucapnya.