Majukan Sepak Bola Indonesia, Menpora Dito Tawarkan Ini Ke Ketum PSSI

Menpora Dito Ariotedjo
Sumber :
  • Viva.co.id

VIVA Jabar - Sepak bola adalah olahraga paling populer di negeri ini. Antusiasme masyarakat cukup tinggi, mulai level antar kampung, klub profesional hingga Tim Nasional (Timnas). Sepak bola juga olahraga yang banyak digandrungi masyarakat Indonesia.

Namun, ironinya, hingga saat ini belum ada prestasi yang membanggakan. Bahkan, kompetisi di level Asia Tenggara saja, Indonesia masih kesulitan.

Tak hanya itu, Ketua Umum PSSI silih berganti. Lagi-lagi, pergantian Ketum belum memberikan dampak yang signifikan. Kini, PSSI diketuai oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.

Masyarakat persepakbolaan serta masyarakat olah raga di seluruh Indonesia, banyak menggantungkan harapan pada pria Menteri BUMN tersebut.

Menanggapi sulitnya memajukan sepak bola tanah air, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo menyebut ada celah dan kekosongan yang harus diisi sepakbola Indonesia agar mampu mengatasi dua kendala di atas sehingga berhasil menoreh prestasi.

"Memang jika kita bicara sepakbola saya harus bersikap adil, karena olahraga di Indonesia bukan cuma sepakbola. Tapi memang animo masyarakat pada sepakbola sangat tinggi," sebut Menpora dalam program The Interview, Viva.co.id.

Menurut Dito, yang harus diisi sepakbola adalah liga usia dini berikut jejangnya. Liga ini, harus dibuat secara profesional dan menjadi fokus utama di era baru PSSI. 

"Jadi mungkin sebelumnya fokus di liga profesional dan senior, dan sekarang di liga usia dini harus dikencangkan," kata Dito Menteri termuda di Kabinet Jokowi sekarang.

Dito menambahkan, memperbaiki sepakbola Indonesia membutuhkan waktu yang cukup lama. Dia berharap, pembinaan usia dini menjadi fokus PSSI meskipun berganti Ketum dan kepengurusannya. 

Pembinaan harus dilakukan secara konsisten. Dito menekankan pentingnya komitmen dan konsistensi PSSI. Ia tak ingin pergantian demi pergantian berimbas pada perubahan kebijakan dan program sebelumnya.

"Dan itu menurut saya itu menjadi road map yang bisa membuka potensi sepakbola lebih baik lagi ke depannya, tapi ini bukan pekerjaan yang singkat karena membutuhkan 10-20 tahun ke depan," pungkas Dito.