Biaya Operasional Sudah Merangkak Naik, PT LIB Pelit - Klub Menjerit
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Sebanyak 28 klub kontestan Liga 2 telah mengikuti Club Owner's Meeting bersama calon operator Liga 2, PT Liga Indonesia Baru (PT. LIB). Pertemuan digelar di Jakarta pada Kamis (20/7/2023) lalu.
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah peserta Liga 2 2023/2024 meminta dana kontribusi dinaikkan menjadi Rp2 miliar untuk musim depan. Namun, setelah 'negosiasi' yang terjadi LIB memutuskan dana tersebut menjadi sebesar Rp 1,25 Miliar.
Nominal tersebut naik sebesar Rp 450 juta dibandingkan dana subsidi yang diterima klub di musim sebelumnya yaitu Rp 800 juta.
Meski demikian, Pemilik Persiba Balikpapan, Gede Widiade menyebut uang subsidi itu tidak cukup membantu para pemilik klub untuk biaya operasional selama satu musim. Apalagi, saat ini kompetisi menggunakan regulasi dua pemain asing yang pastinya memiliki gaji lebih tinggi daripada pemain lokal.
"Klub-klub Liga 2 masih ingin subsidi sebesar Rp 2 miliar. Silahkan bayarnya mau diangsur sampai 8 atau 10 bulan gapapa yang penting itu Rp 2 miliar buat kami," kata Gede Widiade.
"Waktu sebelum pandemi kami sempat menerima Rp1,25 miliar tapi sekarang biaya apa-apa sudah naik," ucapnya, menambahkan.
Lebih lanjut, Gede menegaskan dirinya ingin adanya keadilan bagi semua klub Liga 2 yang akan mulai bertarung pada September 2023.
Dia menuturkan bahwa dirinya berbicara ini karena memang sudah menjadi fakta baru bahwa banyak klub yang tidak sanggup menjalani kompetisi. Bahkan, ia menyebut hampir 75 persen klub-klub sangat tidak siap dengan sistem kompetisi ini.
Namun, Gede meyakini dengan hal ini dapat dipertimbangkan kembali. Apalagi, PSSI saat ini dipimpin oleh Erick Thohir yang menurutnya sebagai pebisnis dan sangat mengerti sepakbola.
"Jadi tolong dipertimbangkan kenapa kami sekarang berani bicara karena iklimnya udah berbeda. Dulu kami mau bicara langsung pasti langsung disetop tapi sekarang lebih enak suasananya terbuka," kata Gede.
"Pak Erick Thohir ini orang bisnis dan mengerti sepak bola termasuk juga jajaran petinggi di PSSI pasti mereka paham," ucap Gede Widiade.
Selain meminta kenaikan jumlah subsidi, Gede menyampaikan bahwa klub Liga 2 juga ingin pertandingan digelar di akhir pekan. Sebab, hal ini dapat menambah pemasukan tim dari tiket pertandingan.
Gede Widiade berbicara ini karena memang sudah menjadi fakta baru bahwa banyak klub yang tidak sanggup menjalani kompetisi dengan metode tersebut. Bahkan, ia menyebut hampir 75 persen klub-klub sangat tidak siap dengan sistem kompetisi ini.
"Kami berbicara ini untuk menyampaikan fakta. Kami tidak keberatan operator Liga 2 ini dikelola siapapun, oleh PT LIB atau siapapun itu," kata Gede.
"Tapi kami meminta ini karena kondisi dan kebenaran bahwa kami wajar diperlakukan seperti yang kami mau. Kami mau bermain di Jumat, Sabtu, dan Minggu supaya pendapatan tiket bertambah," tukasnya
"Lalu pertandingan tandang digelar langsung dua atau tiga laga supaya menghemat pengeluaran. Dan terakhir kami meminta kenaikan uang subsidi sebesar Rp 2 miliar," ucap Gede Widiade.
Rencananya PT LIB masih akan melakukan pertemuan satu kali lagi dengan pemilik klub Liga 2. Pertemuan itu diharapkan sudah mencapai kata kesepatakan bersama demi kualitas Liga 2 lebih baik.
"Saya mewakili teman-teman agar masyarakat tahu bahwa Liga 2 ini merupakan ajang kompetisi yang kita harapkan bisa memberikan kontribusi kepada PSSI. Siapa tahu dari Liga 2 bisa menyuplai pemain-pemain bagus agar timnas Indonesia dapat berkompetisi dengan baik di ajang internasional," tutup Gede Widiade.