Kata Komeng Soal Foto Lucunya di Surat Suara Viral: Biar Gak Kayak Orang Lain
- tiktok/viva
Jabar – Siapa yang tidak kenal dengan komedian Komeng? Pria yang kerap membuat orang tertawa dengan lawakannya ini ternyata punya cara unik untuk menarik perhatian pemilih. Ia memilih foto lucu dengan mata melotot untuk surat suara DPD RI Pemilu 2024.
Foto itu pun langsung viral di media sosial dan menjadi bahan perbincangan banyak orang. Banyak yang penasaran apa alasan Komeng menggunakan foto tersebut. Apakah ia ingin membuat candaan atau ada maksud lain?
Komeng pun angkat bicara soal foto viralnya itu. Ia mengaku sengaja memilih foto tersebut karena ia menyukainya. Ia juga mengatakan foto itu anti mainstream dan ingin sesuatu yang baru.
"Ya ane demen saja, anti mainstream, enggak sama kayak orang lain," kata Komeng, Rabu, 14 Februari 2024, dikuti dari viva.co.id.
Dalam foto itu, Komeng yang mengenakan kemeja biru terlihat menampilkan ekspresi wajah lucu dengan mata melotot. Ia tampak berbeda dari calon-calon lain yang kebanyakan menggunakan foto formal.
"Pengin sesuatu yang baru," kata Komeng.
Komeng juga menceritakan proses pengajuan foto itu hingga akhirnya disetujui oleh KPU Jabar. Ia mengaku tidak mendapat larangan atau keberatan dari pihak penyelenggara pemilu.
"Kan ada tuh yang waktu awal-awal, kita harus kirim foto biasa. Terus, masuk ke yang tetap, dari DCS ke DCT, minta foto buat administrasi, foto buat surat suara belum. Setelah ditetapkan, baru minta foto buat surat suara," ucap Komeng.
"Kalau KPU Jabar, menyarankan pakai baju daerah, boleh juga pakai yang membuat khas diri masing-masing, menurut mereka. Nah, saya bawa foto itu. Nah, dia ketawa. Saya bilang, 'ini gue melanggar enggak nih? Salah enggak', 'enggak sih pak, enggak ada peraturannya kayak begini. Ya sudah, kalau abang begini, enggak masalah', katanya begitu," ucap Komeng menambahkan.
Foto lucu Komeng di surat suara ini memang menimbulkan berbagai reaksi dari netizen. Ada yang menganggapnya sebagai bentuk kreativitas dan keunikan Komeng, ada juga yang mengkritiknya sebagai bentuk tidak serius dan tidak menghormati pemilu.