Event Seni Tahunan ArtMoments Akan Menampilkan Patung Setinggi 3,5 M Karya Arkiv Vilmansa

Ilustrasi Destinasi Wisata, Event ArtMoments Jakarta 2023
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar - Gelaran seni tahunan yang telah diadakan sejak 2018 kembali digelar. Setiap tahunnya, ArtMoments selalu menghadirkan berbagai inovasi dan kebaruan di kancah seni rupa.

Terutama setelah pandemi usai, industri seni Indonesia diharapkan bisa kembali bangkit melalui festival seni ini.

Tahun ini, ArtMoments Jakarta akan menghadirkan patung setinggi 3,5 meter ciptaan Arkiv Vilmansa.

Patung tersebut akan mejeng di lobi Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel selama acara festival seni berlangsung. 

Kurator sekaligus Direktur Artistik ArtMoments Jakarta Rizki Zaelani mengatakan, Arkiv punya latar belakang di jurusan Arsitektur yang memiliki ciri khas tersendiri sehingga dengan mudah dapat dikenali.

"Arkiv itu mulanya arsitek, dia punya pemikiran mengenai ruang yang berbeda. Tahun ini Arkiv buat patung 3,5 meter itu tidak aneh. Bagi saya tidak aneh karena seorang arsitek buat karya di luar ruang memang bisa seperti itu," kata Rizki Zaelani di Jakarta.

Menurut Dosen Seni Rupa ITB itu, Arkiv mampu memadukan antara dimensi warna yang halus dan dimensi ruang yang ada. Dari situlah sebuah karya seni yang unik dapat diciptakan. 

Ilustrasi Destinasi Wisata, Event ArtMoments Jakarta 2023

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Co-founder ArtMoments Jakarta Sendy Widjaja mengatakan Arkiv merupakan salah satu contoh sosok seniman muda yang mampu menembus pasar internasional.

Setelah memamerkan karya seninya di ArtMoments Jakarta ini, ia akan bertolak ke New York dan Tokyo.

"Dia akan menggelar pameran di ArtMoments Jakarta lalu ke New York, dan Tokyo. Menurut saya Arkiv adalah salah satu seniman fenomenal yang mendapatkan kesempatan tersebut," kata Sendy. 

Sendy juga menjelaskan bahwa patung setinggi 3,5 meter yang dibuat oleh Arkiv pun sudah sold out atau telah dibeli oleh kolektor seni bahkan sebelum sempat dipamerkan. 

"Sebelum dipamerkan sudah sold out, ada 3 patung yang dibuat. Ini artinya begitu besarnya animo seni rupa Indonesia sekalian menampilkan karya ikonik tersebut," terangnya.

Ilustrasi Destinasi Wisata, Event ArtMoments Jakarta 2023

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Presentasi publik yang ditampilkan oleh Arkiv merupakan kolaborasi antara G3N Project x Museum of Toys yang berbasis di Jakarta. 

Di booth G3N Project x Museum of Toys sendiri, Arkiv memamerkan dua lukisan yang terinspirasi dari lukisan Basoeki Abdullah yang berjudul 'Tegar Kokoh Bagai Batu Karang dan Sang Pemenang'. 

Bersama Peter Rhian Gunawan, ia hadirkan karya 'Homage to Basoeki Abdullah'.  Arkiv Vilmansa merepresentasikan 'Homage to Basoeki Abdullah' kepada dua karyanya yang berjudul 'Thunder Strike' dan 'Thunder Bird'. 

Baginya sosok pelukis romantisme itu sebagai sosok 'legend' yang ia senangi dan hormati.  

"Basoeki Abdullah seniman legend, pas ngerjainnya kita sebagai seniman muda memang berpikir bisa seluas mungkin karena bekerja dengan freedom, tapi tentunya tetap mengedepankan apa yang kita yakini sebagai seniman dan jangan ego untuk tetap nilai-nilainya terjaga," kata Arkiv. 

Sebagai pecinta kartun, Arkiv juga menampilkan sosok Domma yang ia ciptakan, dimana terinspirasi dari seorang anak kecil.  

"Balik lagi ke sesuatu yang saya suka dari dulu, memorable karena saya senang dengan dunia kartun. Jadi saya ingin buat dunia kartu sendiri melalui Domma ini," katanya. 

Arkiv berharap karya dengan karakter Domma ini bisa menjadi masterpiece yang akan diaplikasikan kemana saja tidak sekadar dalam karya lukisan. 

"Harapan saya pengen sesuatu yang pernah dibikin jadi sebuah karya masterpiece, aplikasinya bisa ke mana saja misal merchandise," ujarnya. 

Menurut Arkiv karya yang dibuatnya ini merupakan wujud apresiasi untuk Basoeki Abdullah dengan mereplikasi seni lintas umur dan lintas seniman dalam sajian Pop Art.  

"Pop Art masih panjang karena memang di sini makin banyak kolektor muda yang tertarik dengan seni itu memerlukan apresiasi yang tinggi. Anak muda sekarang pintar bisnis, mereka punya uang lebih, otomatis ketika punya uang jadi tertarik untuk beli karya. Ini akan membuatnya terus bertahan dan ada pasar sendiri," paparnya. 

Ilustrasi Destinasi Wisata, Event ArtMoments Jakarta 2023

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Dalam kesempatan ini, Peter Rhian Gunawan mengenalkan karakter Redmiller Blood, sosok cilik menggemaskan dengan rambut merahnya. 

Memiliki ciri lelehan air mata yang menyimpan pesan tentang isu kesehatan mental. Dalam pameran 'Homage to Basoeki Abdullah', dua karya yang ditampilkan Dosen Komunikasi Visual Universitas Maranatha ini berjudul 'Soaring in the Sky' dan 'Final Destiny". 

Keduanya mengisyaratkan isu tentang bagaimana kesehatan mental, proses kehidupan seseorang dalam kehidupan dan bagaimana perjuangan seorang manusia dalam kesehariannya. 

"Mencoba riset dua karya Basoeki Abdullah, berbicara perjuangan proses kehidupan manusia itu relate (berhubungan) dengan Redmiller Blood. Sosok cute mengemaskan rambut merah, ingin diterima lingkungan ia menggunakan topeng agar bisa diterima lingkungan korbankan true identity. Air mata pelangi penggambaran pesan hidup manusia selama masih punya tekad pasti akan indah pada waktunya," kata Peter. 

Ilustrasi Destinasi Wisata, Event ArtMoments Jakarta 2023

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Peter juga menggambarkan bagaimana karya Pop Art dia yang berjudul 'Soaring in the Sky' mengarah ke kesehatan mental. 

Lewat sosok Redmiller Blood ini menggambarkan mata jiwa seseorang. Bagaimana sebuah kehidupan, perjuangan seorang manusia dan bagaimana seseorang tidak menyerah sebagai representasi karya Basoeki Abdullah 'Sang Pemenang'. 

"Secara riset dua lukisan mitologi Pak Basoeki secara pesan belum menemukan literatur yang jelaskan lukisan ini. Tapi intinya tentang perjuangan. Sedangkan Final Destiny karya yang bicara tribute, proses perjuangan manusia ke garis finish atau belum. Manusia punya khidmat tujuan hidup, memiliki rasa, kasih sayang, kesadaran hidup dia berguna. Yang harus dihargai step by step perjuangannya," jelas Peter.