Mengungkap Peradaban yang Tenggelam di Kawasan Makam Kuno Waduk Gajah Mungkur
- Screenshot berita VivaNews
Makam-makam itu biasanya kembali muncul ke permukaan ketika musim kemarau panjang, karena air surut. Hal ini terjadi hampir setiap tahun antara bulan Juli sampai September.
Beberapa warga yang masih merasa terikat dengan tanah leluhurnya biasanya kembali ke Waduk Gajah Mungkur pada musim kemarau untuk mengunjungi makam-makam kuno yang bermunculan di permukaan waduk. Mereka juga melakukan ritual ziarah dan doa untuk mengenang leluhur mereka.
Perlu diketahui, bahwa Waduk Gajah Mungkur dibangun pada Tahun 1976 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 17 November 1981. Waduk ini adalah waduk terakhir di Indonesia yang dibangun sendiri oleh Kementerian Pekerjaan Umum tanpa melibatkan kontraktor.
Waduk Gajah Mungkur memiliki luas genangan maksimum mencapai 9.100 hektar dan luas daerah tangkapan air mencapai 1.350 kilometer persegi. Selanjutnya pengelolaan dan perawatan waduk diserahkan kepada Jasa Tirta I.
Sebagian besar warga yang terdampak oleh pembangunan waduk di-transmigrasikan ke luar Jawa seperti Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan.