Kawasan Kumuh Langganan Banjir di Bandung Disulap Gaya Italia
VIVA JABAR - Ada yang berbeda dengan kawasan Cingised Kecamatan Arcamanik Kota Bandung. Kawasan yang dulunya langganan banjir dan kumuh, kini menjadi lebih berwarna seperti di Venetian Burano, Italia.
Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Kota Bandung juga membangun rumah pompa untuk mengatasi banjir yang sudah bertahun-tahun menjadi masalah di Cingised. Tahun lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah membangun tiga rumah pompa untuk mengantisipasi banjir. Proses pengerjaan itu tersebar di tiga titik, yakni Cingised, Kopo-Citarip dan Rancabolang.
Salah satu Petugas Rupom Cingised, Asep menjelaskan, sejak adanya rupom ini, bisa mengurangi ketinggian air. "Ketinggian banjir biasanya bisa sampai 60-70 cm. Air semua ditampung di sini. Nanti kalau sudah menunjukkan indikator maksimal, air akan disedot di penyaringan untuk dibuang ke Sungai Cironggeng," ungkap Asep dalam keterangannya, Senin 6 Februari 2023.
Untuk mempercantik kawasan di sana, Dinas SDABM bersama warga sekitar bergotong royong melukis terotoar dan bangunan di sepanjang Jalan Cingised pada Selasa, 31 Januari 2023 pukul 08.00 WIB. "Jalan juga jadi diperbaiki. Masyarakat sangat merasakan dampaknya," ungkapnya.
Hal serupa juga disampaikan Bobi, petugas Rupom Cingised. Ia mengatakan, rupom berfungsi untuk menarik air dari drainase-drainase sepanjang jalan Cingised ini. "Tiap hujan turun meskipun pagi, siang, sore, malam juga kita selalu aktifkan dan mengoperasikan rupom selama 24 jam," ucap Bobi.
Sementara itu, salah satu warga Cingised, Deden yang sehari - harinya berjualan pakan burung mengaku Jalan Cingised sekarang menjadi lebih indah dan enak dipandang. "Mungkin ke depannya harus lebih dipelihara lagi agar tambah bersih dan asri aman dan nyaman. Jadi mari bersama kita pelihara. Ini juga demi kenyamanan warga di sini," harap Deden.
Selain itu menurutnya, sejak ada rupom banjir teratasi walaupun hujan besar terjadi seharian. Dulu, banjir bisa terjadi sampai berminggu-minggu sampai setinggi 60 cm, sepanjang 300-400 meter jalan terkena banjir.
"Sudah tidak ada genangan banjir. Air hujan sekarang cuma lewat saja. Sebelum ada rupom seminggu bisa banjir terus. Sampai masuk ke rumah warga. Makanya jalan ini kalau banjir sering ditutup," paparnya.
Lina, salah satu pemilik warung kelontongan yang dindingnya juga dicat, mengatakan, kondisi Cisaranten Kulon, Cingised saat ini sudah sedikit membaik. Hanya dari segi tata ruangnya mungkin perlu dirapikan kembali.
"Tapi, dengan adanya pengecatan seperti ini di sepanjang jalan ditambah hadirnya rupom, warga lain banyak yang berpendapat kalau sekarang Cingised sudah tidak banjir lagi. Sudah bervariasi, tidak kumuh seperti sebelumnya," aku Lina.
Ia juga merasa sangat terbantu dengan adanya rupom. Sehingga banjir di Cingised sudah teratasi dengan baik. "Terima kasih kepada Pemkot Bandung sudah menyediakan fasilitas ini, sehingga sudah tidak banjir lagi. Ditambah pengecatan, jadi tidak sekumuh dulu," ungkapnya.
Ia berharap agar para warga bisa memelihara dan menjaga fasilitas yang sudah diberikan pemerintah. "Kabarnya juga mau ada culinary night. Ya semoga bisa menaikkan perekonomian dan membuat Cingised lebih tertata rapi," katanya.
Salah satu penjual gorengan di sana sejak 2017, Dela Setiawan, mengungkapkan, jika dulu wilayah tersebut termasuk kawasan kumuh. "Catnya banyak yang sudah luntur, ditambah banjir. Kalau sekarang Alhamdulillah kelihatan tidak terlalu kampung," kata Dela.
Ia berharap, agar warga bisa menjaga lingkungan di sana minimal dengan tidak membuang sampah sembarangan. "Kita sudah disediakan fasilitas seperti ini, jadi saya berharap kita sebagai warga minimal jangan buang sampah sembarangan. Sedikit demi sedikit juga berkreasilah untuk lingkungan. Jangan dicoret dengan vandalisme," katanya.
Pun dengan kehadiran rupom, banjir yang sudah bertahun-tahun terjadi kini sudah teratasi. "Kalau hujan dari gunung juga mengalirnya ke sini. Sejak ada rupom ini sudah lancar. Beres hujan sudah tidak ada genangan lagi," terangnya. (jbr)