Deret Film Berlatar Konflik Israel dan Palestina
- Screenshoot Berita VIVANews
VIVA Jabar - Perang antara Israel dan Palestina bukan kali pertama terjadi. Perang 2 negara ini sudah berlangsung sejak lama. Dan perang yang meletup pada 7 Oktober 2023 merupakan perang terbesar dalam sejarah konflik kedua negara tersebut.
Tak sedikit, serangan Israel secara membabi buta menelan lebih dari 10 rb korban nyawa. Mirisnya, kebanyakan korban dari kalangan anak-anak dan perempuan serta kaum rentan.
Tak pelak, Israel menuai banyak kritikan. Kecaman terhadap tentara Israel terus berdatangan dari berbagai belahan dunia.
Sebelumnya, sekelompok orang berkumpul di Roma. Mereka melakukan demonstrasi.
Menurut informasi, mereka terdiri dari berbagai kelompok usia, asal Palestina dan Negeri Arab. Yel-yel dukungan untuk Palestina bergemuruh di sekitar aksi massa.
'Bebaskan Palestina', 'Bebaskan Yerusalem', dan 'Kebebasan untuk Gaza' diteriakkan, dan suara merah dan hijau dinyalakan sebagai tanda warna ķebebasan Palestina.
Laporan Anadolu Agency, mengabarkan, Para pengunjuk rasa membawa poster yang menuntut segera diakhirinya pemboman tanpa henti di Gaza.
Tak hanya itu, unjuk rasa yang juga melibatkan mahasiswa itu benar-benar menggemparkan. Bahkan, ada satu moment mengejutkan.
Di tengah teriakan pro-Palestina, kelompok demonstran yang berlangsung di kantor Pusat PBB Roma, dikagetkan dengan aksi salah seorang peserta aksi.
Dia memanjat pagar kantor pusat PBB di bagian pemasangan bendera-bendera negara anggota PBB lalu merobek dan menurunkan bendera Israel.
Aksi pria tersebut sempat dicegah, namun petugas kantor pusat PBB kalah cepat sehingga bendera Israel berhasil diturunkan.
Aksi pria yang merobek dan menurunkan bendera Israel dari Kantor Pusat PBB terekam video dan viral di media sosial X (sebelumya Twitter).
Usai aksinya, beberapa orang tampak meneriakkan dukungan dan bertepuk tangan kepada pria tersebut.
Dukungan untuk Pamestina juga datang dari Naples. Sekelompok massa menggelar unjuk rasa yang sama.
Masjid-masjid di Italia menggelar shalat untuk warga Palestina setelah salat Jumat, sebagai bukti keprihatinan dan empati yang luas terhadap komunitas yang terkepung terhadap krisis yang sedang berlangsung.
Unjuk rasa solidaritas juga terjadi di Milan, Palermo dan Turin. Italia tentu bukan satu-satunya negara yang menyatakan dukungannya terhadap Palestina. Inggris, AS, Malaysia hingga Mesir juga ikut menyuarakan pembelaan mereka
Kondisi yang mencekam di wilayah Timur Tengah ini rupanya menginspirasi beberapa sutradara untuk membuat film yang bertemakan konflik tersebut.
Film-film tersebut mengisahkan soal perjuangan warga mempertahankan hidup di tengah peperangan yang dapat meletus kapan saja.
Berikut sederet film yang mengusung latar belakang konflik tersebut, dilansir dari berbagai sumber:
Abe (2020)
Abraham atau yang lebih akrab disapa Abe (Noah Schnapp) merupakan seorang anak berusia 12 tahun yang lahir dari orang tua berdarah Yahudi Israel dan Muslim Palestina.
Ketika anak seusianya lebih menyukai mobil, uang maupun fesyen, Abe justru lebih menekuni dunia kuliner sebagai salah satu hobinya.
Masalah mulai terjadi ketika keluarganya memperdebatkan tentang agama yang dipeluk Abe.
Perselisihan antara dua keluarga dalam film yang mengusung latar konflik Israel dan Palestina ini membuat Abe ingin menyatukan dengan makanan.
Karena krisis identitas, ia berencana untuk belajar masak di Chico yang mempunyai restoran Brasil.
Tel Aviv on Fire (2018)
Film yang mengusung latar konflik Israel dan Palestina berikutnya berjudul Tel Aviv on Fire yang mengusung genre drama komedi. Film ini disutradarai oleh Sameh Zoabi.
Cerita berawal dari seorang tokoh yang bernama Salam, warga Palestina yang menetap di Yerusalem.
Salam bekerja sebagai seorang asisten produksi opera sabun dengan judul Tel Aviv on Fire.
Tel Aviv on Fire sendiri mempunyai beberapa program yang digemari masyarakat Israel dan Palestina.
Suatu ketika, ia menyorot kisah cinta mata-mata Palestina dan Israel. Masalah muncul ketika ia diminta untuk menyelesaikan ceritanya.
Inch’Allah (2012)
Film yang berjudul Inch’Alla ini mengusung kisah ketegangan antara Israel dan Palestina dari sisi seorang dokter yang berasal dari Kanada bernama Chloe.
Ia mendapatkan tugas dalam sebuah misi kemanusiaan PBB di daerah konflik Israel dan Palestina.
Ia memiliki tugas di Klinik Bulan Sabit Ramalla dan tinggal di sebuah apartemen di Yerusalem.
Ia tinggal bersama Ava (Sivan Levy) seorang tentara wanita dari pasukan pertahanan Israel. Chloe sendiri juga berteman baik dengan salah seorang pasien bernama Rand (Sabrina Ouazani).
Namun, adanya perselisihan politik antara Israel dan Palestina membuat Chloe ikut merasakan keresahan dan simpati kepada masyarakat yang terlibat.
Encounter Point (2006)
Encounter Point adalah sebuah film yang mengusung latar konflik Israel dan Palestina tentang harapan orang-orang Israel dan Palestina yang mengharapkan kedamaian.
Pembuat film tersebut, Ronit Avni dan Julia Bacha, membuat cerita yang berasal dari 500 orang Israel dan Palestina di Bereaved Families Forum.
Mereka sudah merasakan kehilangan orang-orang yang mereka cintai lantaran adanya konflik antara kedua negara tersebut.
Sebab itu, mereka berusaha dengan keras untuk mendorong perdamaian di tengah-tengah ketegangan perang antar dua negara di Timur Tengah itu.
Peace, Propaganda, & the Promised Land (2004)
Dengan durasi selama 80 menit, film film yang mengusung latar konflik Israel dan Palestina ini digarap dan ditulis oleh Sut Jhally dan Bathsheba Ratzkoff.
Film dokumenter tersebut menguak keterlibatan liputan media asal Amerika Serikat dalam konflik Israel dan Palestina.
Bukan hanya itu, film ini juga turut memperlihatkan media serta politik AS dan Israel untuk ketegangan Timur Tengah.
Beberapa liputan media yang rata-rata lebih pro ke Israel mengakibatkan beberapa masyarakat dunia mempunyai persepsi salah atas konflik ini.
Divine Intervention (2002)
Film yang berjudul Divine Intervention mengusung genre black comedy surealis yang diarahkan langsung oleh sutradara asal Palestina, Elia Suleiman.
Film yang mengusung latar konflik Israel dan Palestina ini menceritakan pasangan kekasih yang diperankan oleh Elia Suleiman dan Manal Khader.
Keduanya tidak bisa bertemu lantaran adanya konflik panas antara kedua negara tersebut.
Dipisahkan oleh pos pemeriksaan di perbatasan Israel dan Palestina, sepasang kekasih ini berusaha untuk memperjuangkan hubungan mereka dengan berbagai tantangan yang ada.