Samsung Bakal Update Android dan One UI untuk Perbaiki Keamanan
VIVAJabar – Samsung baru saja merilis pembaruan keamanan untuk bulan November 2024.
Pembaruan ini telah menangani sejumlah kerentanan kritis pada berbagai perangkatnya, mulai dari smartphone hingga perangkat wearable.
Pembaruan ini mengatasi total 51 celah keamanan, di mana 38 di antaranya ditemukan pada sistem operasi Android dan 13 pada perangkat lunak One UI yang dikembangkan oleh Samsung.
Berdasarkan laporan dari Sammobile, dari 38 kerentanan yang ditemukan di Android, sebagian besar dianggap sebagai risiko tinggi.
Hal ini menjadikan celah tersebut dapat dimanfaatkan oleh peretas. Mereka bisa mengakses data sensitif atau mengganggu operasional perangkat.
Masalah-masalah ini berada di bagian utama sistem operasi Android yang sering menjadi sasaran serangan untuk mengambil alih kontrol perangkat.
Selain itu, Samsung juga memperbaiki 13 kelemahan di One UI. Sebagian besar dari kerentanannya, yakni 11, diklasifikasikan sebagai risiko sedang hingga tinggi.
Jika tidak segera ditangani, celah-celah tersebut bisa memungkinkan akses tidak sah ke data pribadi atau mengganggu fungsi perangkat tertentu.
Pembaruan keamanan ini sangat difokuskan pada prosesor Exynos Samsung, yang digunakan di berbagai model ponsel dan perangkat wearable.
Patch ini mencakup perbaikan untuk beberapa model Exynos, seperti 9820, 9825, 980, 990, 850, 1080, 2100, 1280, 2200, 1330, 1380, 1480, 2400, 9110, W920, dan W930.
Ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan perangkat Samsung yang beragam.
Saat ini, pembaruan patch November telah dirilis untuk enam perangkat, dengan tiga model dari seri Galaxy S23 dan tiga model dari seri Galaxy S24.
Samsung berencana untuk merilis pembaruan ini ke lebih banyak perangkat. Ini akan mencakup ponsel dan jam tangan pintar lainnya.
Pembaruan dijadwalkan akan diluncurkan dalam beberapa minggu ke depan.
Dengan tindakan ini, Samsung sedang berusaha untuk melindungi data pengguna dan meningkatkan sistem keamanan, sehingga perangkatnya lebih terlindungi dari potensi ancaman siber.