Mengungkap Kontroversi Para Ahli Soal 'Seks' di Luar Angkasa
- Screenshot berita VivaNews
"Masalah lain adalah mencoba untuk menghindari kepala seseorang terbentur, karena sekali lagi, tidak ada gravitasi untuk mencegah pasangan menjauh satu sama lain dan melawan rintangan terdekat dengan setiap gerakan," tambahnya.
Kurangnya gravitasi tidak hanya memengaruhi pergerakan fisik, tetapi juga dapat menyebabkan masalah di dalam tubuh.
Sirkulasi darah di ruang angkasa terpengaruh dan bisa menyulitkan pria untuk ereksi, menurut Lori Meggs, dari AI Signal Research.
"Tidak ada gravitasi untuk menarik darah ke bagian bawah tubuh. Sebaliknya, darah mengalir ke dada dan kepala, menyebabkan astronot memiliki wajah bengkak dan pembuluh darah menonjol di leher mereka," katanya.
Sementara seks di luar angkasa belum terjadi, Cullen mengklaim bahwa interaksi seksual itu sendiri bukanlah perhatian yang sebenarnya. Sebaliknya, dia mengatakan diperlukan penelitian tentang dampak konsepsi manusia di luar angkasa.
Menurutnya, penerbangan wisata luar angkasa orbit awal diharapkan berlangsung selama berhari-hari hingga berminggu-minggu. Jadi hanya tahap awal reproduksi manusia yang dapat terjadi di luar angkasa.