Dampak dan Manfaat Kecerdasan Buatan Bagi Industri Media

Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut
Sumber :
  • Tangkap layar

VIVA Jabar – Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Wenseslaus Manggut mengimani jika datangnya era kecerdasan buatan atau Artificial Intelegence (AI) dapat memberikan dampak serius bagi industri media.

Jepret Momen Terbaikmu dengan Vivo V40 Lite, Kamera AI 50MP dan Baterai Awet 5.000mAh

Oleh karena itu, Wens berharap jika perusahaan media bisa menghadapi disrupsi datangnya era kecerdasan buatan.

"AI bisa bantu dari sisi operasional newsroom. Orang selalu bilang bahwa open AI, open problem. Selalu datang membantu kita dengan format yang sangat dahsyat, tetapi bisa juga sangat dahsyat impactnya," kata Wenseslaus Manggut di acara Indonesia Digital Conference (IDC 2023) dengan tema Artificial Intelligence for Business Transformation: Tantangan Etik, Inovasi, Produktivitas dan Daya Saing di Berbagai Sektor', Selasa, 22 Agustus 2023.

Apple Luncurkan MacBook Pro Terbaru dengan Chip M4 Series, Intip Keunggulannya Disini

Selain itu, Wens juga menyinggung concern AMSI agar mendorong hak-hak perusahaan media dalam publisher rights agar bisnisnya tetap baik.

Wens meminta isu publisher rights ini bisa rampung dengan segera. Pasalnya, hal ini tidak hanya berkaitan konvensional platform saja tapi juga berkaitan dengan platform baru seperti TikTok dan micro community.

Harga dan Fitur Unggulan Samsung Galaxy Tab S10 Series di Indonesia

"Konvensional platform relasinya masih kuat dengan kita. Bisnis mereka bisnis kita, bisnis kita bisnis mereka juga," kata Wens.

Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria memaparkan soal pemanfaatan dan dampak kecerdasan buatan atau AI bagi industri media.

Nezar mengatakan, AI ini bisa dimanfaatkan persusahaan media, seperti pengenalan gambar, melakukan summary, membuat pers rilis, berikut rekomendasi apa saja yang harus dilakukan oleh Perusahaan untuk memenangkan perhatian pembaca.

Namun, di sisi lain, juga berdampak terkait hak cipta. Hal ini penting mengingat saat meng-crawling data, bisa saja data tersebut tidak disiapkan dengan baik maka disinformasi bisa terjadi.

"Banyak data-data penulis, gambar, suara yang di-crawl oleh generative AI, sehingga bisa ciptakan sesuatu hasil yang dia crawl. Di sini ada unsur-unsur yang dilanggar dari karya-karya yang diambil oleh AI," pungkasnya.