Pencemaran Senyawa Kimia di Luar Angkasa Ancam Masa Depan Astronot

Ilustrasi Astronot bekerja di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar - Situs Tech Spot mengabarkan, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science and Technology Letters, bahwa ruangan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengandung lebih banyak partikel kimia berbahaya dibandingkan dengan nilai median di Bumi.

Bakal Hadapi Indonesia, Pelatih Jepang Panggil Pemain Berpengaruh di Eropa

Penemuan itu menjelaskan jenis dan jumlah 'Kontaminan Organik Persisten' yang ditemukan dalam sampel debu yang diambil dari ISS, menyoroti potensi yang membawa kontaminan tersebut ke atas permukaan rendah Bumi. 

Studi tersebut mengatakan bahwa udara ISS mengandung tingkat senyawa tahan api yang lebih tinggi dari rata-rata seperti polybrominated diphenyl ethers (PBDEs), novel brominated flame retardant (NBFR), dan hexabromocyclododecane (HBCDD). 

Pertemuan Antara Erick Thohir dan Yuto Nagatomo di Laga Timnas Indonesia Vs Jepang

Tingkat yang lebih tinggi dari hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), merupakan unsur kimia yang dilepaskan oleh pembakaran bahan bakar hidrokarbon, juga terdeteksi di sana.

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Jepang Sudah Didepan Mata, Mampukah Shin Taeyong Taklukkan Jepang

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa debu ISS tercemar dengan polychlorinated biphenyls (PCBs), yakni senyawa kimia yang sangat karsinogenik, dilarang di AS oleh Toxic Substances Control Act tahun 1976. 

PFAS, PFOA, dan produk kimia lainnya juga ditemukan dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan nilai median yang terdeteksi di rumah AS dan banyak negara Eropa. Bagaimana senyawa kimia berbahaya ini sampai ke ISS?

Stuart Harrad, profesor Kimia Lingkungan di University of Birmingham dan salah satu penulis studi tersebut, memberikan beberapa penjelasan potensial.  

"Banyak dari apa yang kita lihat di ISS berasal dari 'barang-barang siap pakai' yang dibawa oleh para astronot," kata Harrad.

Ilustrasi Astronot bekerja di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Menurutnya, benda-benda ini mengandung penghambat api organik yang digunakan dalam peralatan listrik di Bumi, yang kemudian ditemukan di sampel ISS yang dikembalikan ke tanah. 

Selain itu, tamu ISS memiliki kebiasaan bersih-bersih aneh yang dapat menghasilkan konsentrasi beberapa senyawa kimia yang lebih tinggi.  

Penyedot debu di sana misalnya, sering digunakan setelah percobaan dilakukan. Menyedot permukaan dan udara secara teratur kemungkinan membantu penyebaran lebih lanjut dari bahan kimia tersebut.

Meskipun sampel ISS mengandung senyawa kimia yang lebih tinggi dari rata-rata, masih potensi astronot masih terkena paparan bahan kimia seperti yang dialami warga AS. 

Ilustrasi Astronot, Para Crew Astronot Apollo 7

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Untuk misi luar angkasa di masa depan ke Mars dan luar angkasa, sebaiknya untuk meminimalkan jumlah kontaminan berbahaya untuk menghindari risiko kesehatan yang lebih tinggi bagi astronot.