China dan Rusia Rancang Seks Berbasis AI, AS Ketar-ketir dan Nyolot Ngebantah 'Mustahil'

Ilustrasi Teknologi, Binaragawan Kazakhstan Resmi Nikahi Boneka Seks
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar - Eksistensi Artificial Intelligece (AI) atau kecedasan buatan turut berdampak pada perubahan segala aspek kehidupan di era modern saat ini. Baik di tempat kerja atau di rumah, komputer yang supercharged dan intuitif akan memainkan peran integral dalam aktivitas kita sehari-hari

Kisah Menarik Mantang Bintang AC Milan, Tergila-gila dengan Wanita Tercantik Asia

Seorang terapis mengatakan ketakutannya terhadap pasien yang terlalu bergantung pada konselor yang didukung AI. Sebab, mereka akan menjadi terlalu terikat pada kepercayaan virtualnya.

Masalah yang sama juga terjadi pada mereka yang berspesialisasi dalam seksualitas, khususnya orang-orang yang jatuh cinta pada robot

Perusahaan Amerika Ini Klaim Kepemilikan Inter Milan Usai Sunning Grup Gagal Bayar Utang

Lebih dari itu, seiring dengan kemajuan teknologi AI, pengalaman interaksi dengan chatbot yang terlihat nyata juga akan meningkat.

Ramalan Zodiak Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, Dari Karier Hingga Hubungan Asmara

Namun demikian, dalam Situs The Sun, seorang pakar seksualitas Kaamna Bhojwani telah menyelidiki kemajuan AI dan teknologi serta bagaimana hal itu dapat mengubah hubungan serta keintiman. 

Ia menuturkan, mungkin akan ada orang yang menunjukkan kasih sayang atau keinginan terhadap bot AI.

"Pertanyaannya adalah, siapa yang mengendalikan mesin itu. Bukan bermaksud politis dalam hal ini, tapi jika itu adalah China, jika itu adalah Rusia, bagaimana kita tahu implikasinya? Ketika menyangkut sesuatu seperti seksualitas, hubungan, dan keintiman, kita berbicara tentang kelompok inti yang sangat rentan," katanya.

Jadi, kata Dia, jika ingin menjalin hubungan dengan mesin dan tidak tahu siapa yang mengendalikan mesin itu, pihaknya akan sangat berhati-hati.

Ilustrasi Teknologi, Binaragawan Kazakhstan Resmi Nikahi Boneka Seks

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Dia menunjukkan adanya peningkatan penggunaan perangkat pintar seperti Amazon Alexa atau Google Nest.

“Kami membiarkan perangkat ini masuk ke dalam rumah kami, kami biasanya bebas berada di sekitar perangkat tersebut, namun kami tidak memiliki hubungan dekat dengan perangkat tersebut,” tambahnya. 

Dia sendiri tidak ingin mendukung teori konspirasi karena yakin bahwa kita harus berintegrasi dengan semua teknologi ini. 

"Tetapi jika Anda membiarkan mesin masuk ke dalam ruang yang sangat rentan, yaitu hubungan Anda, emosi Anda, keintiman Anda, berhati-hatilah dengan dari mana hal itu berasal," lanjutnya.

Ada banyak potensi keuntungan bagi orang-orang yang menggunakan AI, dan tidak hanya untuk mengisi kekosongan dalam hidup, seperti mendidik masyarakat tentang seksualitas, terutama di negara-negara dimana diskusi semacam itu tidak bisa dilakukan.

Ilustrasi Teknologi,Boneka Seks / Seks Doll Bernama Karina

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Ada juga potensi pelanggaran etis yang harus dinavigasi, seperti prospek yang mengkhawatirkan tentang seseorang yang melakukan pelecehan seksual terhadap kehadiran robot atau AI dan tindakan apa yang dapat diambil. 

“Kami masih di kursi pengemudi. Kita tidak memerlukan perang yang membuat orang takut akan datangnya robot. Kita memerlukan integrasi. Perbedaannya akan nyata ketika mesin-mesin ini mempunyai kesadaran," ujarnya.